Rekomendasi Saham Sektor Properti: Apa Masih Layak Dikoleksi?

Jakarta, Inakoran
Sektor properti menghadapi tantangan besar di tahun 2025, meskipun pencapaian marketing sales di tahun 2024 masih cukup menjanjikan. Bank Indonesia (BI) dan The Fed yang menahan suku bunga masing-masing di 5,75% dan 4,5% memberikan tekanan tersendiri terhadap kinerja emiten properti.
Sejak awal tahun, indeks IDX Properties & Real Estates telah melemah 9,55% secara year-to-date (YTD), sejalan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 9,86% YTD per 20 Maret 2025.
Meski menghadapi tekanan makroekonomi, sejumlah emiten tetap mencatat pertumbuhan marketing sales: PT Ciputra Development Tbk (CTRA): Rp 11,01 triliun (+8% YoY); PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE): Rp 9,72 triliun (+2% YoY); PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI): Rp 3,16 triliun (+76% YoY); PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI): Rp 6,01 triliun (+155% YoY).
BACA JUGA:
Harga Minyak Dunia Kembali Menguat: Stok BBM AS Menipis
Harga Emas Antam Naik Rp 15.000: Kamis (20/3/2025)
Rekomendasi Saham Pilihan: Kamis (20/3/2025)
Sementara itu, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berhasil mencatat laba bersih Rp 1,37 triliun (+79,29% YoY) dengan pendapatan neto tumbuh 59,53% YoY menjadi Rp 10,62 triliun. Namun, marketing sales SMRA hanya mencapai Rp 4,36 triliun, di bawah target Rp 5 triliun.
Prospek 2025
Di tahun 2025, SMRA menargetkan marketing sales Rp 5 triliun dengan strategi: Peluncuran Produk Baru yaitu pengembangan proyek di sembilan township yang dimiliki.
Selanjutnya SMRA melakukan pengembangan Summarecon Mall Bekasi tahap 2, Summarecon Mall Makassar, serta pembangunan hotel di Serpong. Untuk itu, SMRA menyiapkan Rp 2 triliun untuk cadangan lahan (Rp 1 triliun) dan pengembangan bisnis mall serta hotel (Rp 1 triliun).
Menurut analis Kanaka Hita Solvera, dari empat emiten properti besar (PANI, CTRA, BSDE, dan SMRA), hanya SMRA yang mengalami penurunan marketing sales di 2024.
Namun, prospek sektor properti tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, pertama daya beli masyarakat masih menjadi tantangan utama, terutama bagi emiten yang bergantung pada penjualan rumah dan apartemen.
Kedua, penurunan Suku Bunga BI dapat mendorong peningkatan minat masyarakat terhadap Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Ketiga, insentif pemerintah seperti program pembangunan 3 juta rumah berpotensi mendorong pertumbuhan sektor properti, meskipun efektivitas implementasinya masih perlu dipantau.
Rekomendasi Saham
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, memberikan rekomendasi sebagai berikut: BSDE: Buy on weakness dengan target harga Rp 1.035 per saham. CTRA & SMRA: Trading buy dengan target harga Rp 880 dan Rp 436 per saham.
Disclaimer:
Rekomendasi ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.
KOMENTAR