Rentetan Serangan Israel Tewaskan Sedikitnya 53 Orang di Gaza, Termasuk Wartawan Al Jazeera
KAIRO, INAKORAN
Rentetan serangan terbaru yang dilakukan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 53 orang, termasuk regu penyelamat dan seorang wartawan.
Seperti diberitakan Reuters, serangan ini dilakukan pada Minggu (15/12) melalui darat dan udara ke beberapa wilayah di Gaza.
Serangan udara Israel menghantam pusat darurat sipl di kawasan Nuseirat, bagian tengah Jalur Gaza, menewaskan Ahmed Al-Louh, wartawan Al Jazeera TV. Serangan tersebut juga menewaskan lima orang lainnya, termasuk anak-anak.
Militer Israel berdalih serangan itu mengincar Hamas dan militan Jihad Islam yang beroperasi dari Nuseirat. Israel bahkan menuduh Al-Louh adalah anggota Jihad Islam, tapi tidak memberikan bukti atas tuduhan tersebut.
Dia adalah wartawan Al Jazeera kelima yang tewas di Gaza sejak pertempuran dimulai lebih dari 14 bulan lalu. Media asal Qatar ini mengecam pembunuhan terhadap para wartawan mereka.
"Al Jazeera Media Network mengutuk keras pembunuhan juru kamera Ahmad Baker Al-Louh, 39 tahun, oleh pasukan penjajah Israel," kata Al Jazeera dalam pernyataannya.
"Dia dibunuh secara brutal dalam serangan udara yang menargetkan pos Pertahanan Sipil di daerah pasar Kamp Al-Nuseirat, Jalur Gaza tengah."
Saksi mata kepada Reuters mengatakan tiga serangan udara Israel ke rumah-rumah di Gaza City pada Minggu menewaskan sedikitnya 11 orang. Serangan lainnya adalah ke Beit Lahiya, Beit Hanoun dan kamp pengungsian Jabaliya, dan Rafah, memakan banyak korban jiwa.
Di Khan Younis, sebelah selatan Gaza, tim medis mengatakan setidaknya 20 orang tewas, termasuk wanita dan anak-anak dalam serangan udara Israel ke kamp pengungsian.
Saksi juga mengatakan tentara Israel melakukan serangan darat di Beit Hanoun, salah satunya ke sekolah Khalil Aweida dan memerintahkan orang-orang di sana bergerak ke Gaza City.
Palestina menuding Israel melakukan pembersihan etnis alias genosida demi mengosongkan wilayah Gaza Utara demi menjadikannya area penyangga.
Perang ini pecah setelah Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023 dan menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya.
KOMENTAR