Revolusi Industri 4.0 Picu PHK Besar-besaran
Jakarta, Inako
Revolusi industri 4.0 atau yang lebih dikenal sebagai revolusi industri keempat menimbulkan ketakutan bagi banyak pihak soal pekerjaan manusia yang akan digantikan teknologi terkini.
Di Indonesia revolusi industri ini sudah terlihat di sektor perbankan. Banyak karyawan perbankan yang nasibnya terancam karena revolusi Industri ini. Bahkan Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan Indonesia mencatat sudah ada 50.000 karyawan bank yang di-PHK karena perkembangan teknologi.
Revolusi Industri 4.0 tidak hanya ramai dibicarakan di Indonesia. Revolusi industri keempat ini pun akan menjadi pusat pembicaraan pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) minggu depan di Davos, Swiss. Tema pertemuan Davos tahun ini mengacu pada bagaimana kombinasi teknologi mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi.
Klaus Schwab, pendiri dan ketua eksekutif WEF yang berbasis di Jenewa, menerbitkan sebuah buku pada tahun 2016, berjudul "Revolusi Industri Keempat" dan menciptakan istilah itu pada pertemuan Davos tahun itu.
Schwab berpendapat revolusi teknologi sedang berlangsung "yang mengaburkan batas antara bidang fisik, digital, dan biologis."
Sederhananya, Revolusi Industri Keempat mengacu pada bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI), kendaraan otonom dan internet bergabung dan memengaruhi kehidupan fisik manusia.
Schwab berpendapat bahwa perubahan teknologi ini secara drastis mengubah cara individu, perusahaan dan pemerintah beroperasi, yang pada akhirnya mengarah pada transformasi masyarakat yang serupa dengan revolusi industri sebelumnya.
Sejarah revolusi industri
Zvika Krieger, head of technology policy and partnerships di WEF, mengatakan kepada CNBC International pada Selasa (15/1/2019) bahwa ada tema umum pada masing-masing revolusi industri: penemuan teknologi spesifik yang mengubah masyarakat secara fundamental.
Revolusi Industri Pertama dimulai di Inggris sekitar tahun 1760. Diperkuat oleh penemuan besar: mesin uap. Mesin uap memungkinkan proses manufaktur baru, yang mengarah ke penciptaan pabrik.
Revolusi Industri Kedua datang kira-kira satu abad kemudian dan ditandai oleh produksi massal di industri-industri baru seperti baja, minyak, dan listrik. Bola lampu, telepon, dan mesin pembakaran internal adalah beberapa penemuan kunci dari era ini.
Penemuan semikonduktor, komputer pribadi dan internet menandai Revolusi Industri Ketiga dimulai pada 1960-an. Ini juga disebut sebagai "Revolusi Digital."
Krieger mengatakan bahwa Revolusi Industri Keempat berbeda dari yang ketiga karena dua alasan: kesenjangan antara dunia digital, fisik dan biologis menyusut, dan teknologi berubah lebih cepat dari sebelumnya.
TAG#Revolusi Industri 4.0, #Digital, #Teknologi Pintar
184842738
KOMENTAR