Rocky Gerung Sebut Prabowo Subianto Mulai Menunjukkan Profil sebagai Calon Otoritarian

Timoteus Duang

Saturday, 11-05-2024 | 11:12 am

MDN
Rocky Gerung saat berbicara dalam forum akademik Ledalero Talk di IFTK Ledalero, Flores-NTT, Sabtu (11/5/2024). Rocky menyebut Prabowo mulai menunjukkan profil calon otoritarian. FOTO: YouTube IFTK Ledalero

JAKARTA, INAKORAN.com - Rocky Gerung, akademisi dan pengamat politik Indonesia melontarkan kritik tajam pada calon presiden terpilih Prabowo Subianto yang meminta pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama dengan pemerintahan Prabowo-Gibran untuk tidak mengganggu mereka yang bekerja untuk bangsa.

Menurut Rocky, melalui permintaan itu, Prabowo Subianto mulai menunjukkan wajah dan karakternya sebagai seorang calon pemimpin otoriter.

 

“Pak prabowo kemarin mulai menunjukkan profil dia sebagai calon otoriter, otoritarian,” ujar Rocky dalam Ledalero Talk yang diselenggarakan Institute Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero, Maumere-Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikutip dari tayangan YouTube IFTK Ledalero, Sabtu (11/5/2024).

Baca juga: Prabowo Subianto: Kalau Tidak Mau Kerja Sama, Jadilah Penonton yang Baik, Jangan Ganggu yang Lagi Kerja

“Karena dia (Prabowo Subianto) anggap bahwa siapa yang tidak mau ikut dengan kami itu artinya kira-kira diam aja, jangan cerewet, jangan musuhi kami. Loh demokrasi itu adalah keributan, kecerewetan.”

Mulanya Rocky berbicara tentang kemajemukan sebagai fondasi bangsa. Persatuan diperlukan untuk melayani kemajemukan ini. “Karena kita majemuk,” kata Rocky “maka kita perlu persatuan.”

Akademisi yang dijuluki Presiden Akal Sehat itu kemudian melanjutkan bahwa fondasi bangsa ini diubah oleh pihak-pihak tertentu yang disebutnya sebagai “raja dinasti.”

Baca juga: Prabowo Ngaku Menang di Pilpres 2024 Kareng Didukung Jokowi, Soeharto, Hingga Bung Karno

“Sekarang oleh raja dinasti, itu dia rubah. Demi persatuan, tidak boleh ada kemajemukan. Oleh karena itu kabinet harus kabinet persatuan.”

Dalam konteks inilah Rocky Gerung mengkritik pernyataan Prabowo Subianto di atas.

Sebelumnya, politisi yang kini menjabat Menteri Pertahanan itu meminta pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama dalam pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menjadi penonton yang baik dalam arti tidak mengganggu jalannya pemerintahan.  

Baca juga: Prabowo Berencana Tambah Kementerian Jadi 40, Berapa Jumlah Kementerian dari Era Gus Dur Hingga Jokowi?

“Yang tidak mau diajak kerja sama tidak apa-apa” ujar Prabowo dalam Acara Bimtek dan Rakornas Pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2024) malam.

“Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan. Silakan jadi penonton yang baik. Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu orang lagi mau kerja kok.”

 

KOMENTAR