Rupiah Melemah di Tengah Kenaikan Suku Bunga BI
Jakarta, Inakoran
Nilai tukar rupiah terbuka melemah terhadap dolar AS dan bertenggger di posisi Rp16.215 per dolar AS. Ironisnya, pelemahan ini terjadi meski Bank Indonesia telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga menjadi 6,25%.
BACA JUGA: United Tractors (UNTR) Bagi Dividen Rp1.569 Per Lembar Saham
Data Bloomberg menunjukkan bahwa rupiah membuka perdagangan hari ini, Kamis (15/4/2024), dengan penurunan sebesar 0,37% atau 60 poin ke level Rp16.215 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat turun 0,07% ke level 105,625.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,03%, peso Filipina melemah 0,55%, dolar Taiwan sebesar 0,18%, won Korea turun 0,56%, baht Thailand turun 0,13% dan ringgit Malaysia melemah 0,14%. Hanya yuan China yang naik 0,01% dan rupee India naik 0,03% terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini.
BACA JUGA: Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini: Kamis (25/4/2024)
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa mata uang rupiah akan fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.110 - Rp16.180 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Salah satu sentimen datang dari keputusan Bank Indonesia. Sesuai prediksi, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur periode 23-24 April 2024. Keputusan ini diambil di tengah anjloknya nilai tukar rupiah.
Keputusan menaikkan suku bunga ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global. Ini juga merupakan langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
BACA JUGA: Apa Itu Bunga Majemuk dan Mengapa Warren Buffet Menyukainya?
Di sisi lain, indeks dolar dan indeks dolar berjangka sedikit bergerak di perdagangan Asia setelah turun tajam pada hari Selasa. Penurunan ini disebabkan oleh data indeks manajer pembelian yang menunjukkan kelemahan tak terduga dalam aktivitas bisnis AS.
“Namun, dolar mempertahankan sebagian besar kenaikannya sejauh ini pada bulan April, karena para pedagang tidak memperhitungkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve,” kata Assuaibi dalam riset harian.
Fokus pasar kini tertuju pada data ekonomi AS yang akan datang, yang berpotensi memberikan lebih banyak petunjuk mengenai suku bunga. Data produk domestik bruto kuartal pertama akan dirilis pada hari Kamis, sementara data indeks harga PCE, alat pengukur inflasi pilihan The Fed, akan dirilis pada hari Jumat.
TAG#Rupiah, #Dolar AS, #Indeks Dolar, #Nilai Tukar, #Bank Indonesia, #BI, #Suku Bunga, #The Fed, #Bank Sentral, #Kenaikan Suku Bunga, #Rapat Dewan Gubernur
184912111
KOMENTAR