Sepanjang Bulan Mei Rupiah Tercatat Menguat 1,69%
Jakarta, Inako
Ketakutan pelaku pasar rupiah akan bergerak menuju Rp 17.000 per dolar Amerika Serikat (AS) di tengah meningkahnya pandemi Covid-19 ternyata tidak terjadi. Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat dan kebijakan Bank Indonesia dalam membantu mengerek rupiah cukup ampuh. Bahkan tercatat sepanjang bulan Mei rupiah mengalami penguatan hingga 1,69 persen.
BACA JUGA: Dakota Johnson Bintang dari Film Fifty Shades of Grey
Penguatan rupiah sebesar 1,69% tersebut menjadikan mata uang Garuda sebagai salah satu mata uang terkuat di di Asia. Saat ini rupiah hanya kalah dari baht Thailand yang berada di peringkat satu Asia.
BACA JUGA: Info Rupiah Hari Ini, 29 Mei 2020
Pertanyaan apa yang mendorong rupiah terus terkerek naik selama Mei? Sejumlah sumber inakoran.com menyebutkan bahwa penguatan rupiah lebih didorong oleh arus modal asing di obligasi pemerintah alias Surat Berharga Negara (SBN). Sebab di pasar saham investor asing masih membukukan jual bersih (net sell) Rp 8,82 triliun.
BACA JUGA: Mulai 4 Juni BCA Batasi Top Up Uang Elektronik, Maksimal Rp 10 Juta
Sekedar info, pada sejak April hingga 28 Mei, kepemilikan asing di SBN bertambah Rp 6,79 triliun. Aksi borong investor asing membuat imbal hasil (yield) SBN seri acuan tenor 10 tahun merosot tajam 21,6 basis poin (bps) ke titik terendah sejak 18 Maret. Penurunan yield menandakan harga obligasi naik karena tingginya permintaan pasar.
Simak video Inatv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia maju.
TAG#Rupiah, #Mata Uang, #Nilai Tukar, #Mata Uang Garuda, #SBN, #Obligasi, #Bank Indonesia, #Posisi, #Arus Modal, #Surat Berharga
188649341
KOMENTAR