Setelah Ditikam dengan Brutal, Novelis Salman Rushdie Alami Buta Sebelah

Timoteus Duang

Monday, 24-10-2022 | 14:23 pm

MDN
Salman Rushdie

 

JAKARTA, INAKORAN.COM

Novelis Salman Rushdie mengalami akibat fatal setelah insiden penikaman pada bulan Agustus lalu. Salah satu tangannya lumpuh dan ia juga kehilangan salah satu matanya. Tidak hanya itu, Salman juga memiliki tiga luka serius di leher.

 

"Dia memiliki tiga luka serius di lehernya. Satu tangannya lumpuh karena saraf di lengannya terputus. Dan dia memiliki sekitar 15 luka lainnya di dada dan torso," ungkap agennya, Andrew Wylie dalam wawancara surat kabar Spanyol, El Pais, seperti dilansur Reuters, Senin (24/10/2022).

Wylie menjelaskan bahwa penulis buku kontroversial The Satanic Verses itu mengalami luka-luka yang mendalam. Wylie menolak untuk menginformasikan keberadaan Salman sekarang, apakah masih di rumah sakit atau berada di tempat lain.

Salman Rushdie ditikam pada bulan Agustus lalu oleh seorang pria yang diidentifikasi sebagai Hadi Matar (24). Pria asal New Jersey itu menikam Rushdie berkali-kali di leher dan torso.

 


Baca juga

Video Lesti Diusir dari Dangdut Academy Ternyata Hasil Editan


 

Penikaman terhadap Rushdie itu tidak terlepas dari buku kontroversialnya yang berjudul The Satanic Verses. Umat Muslim menilai, dalam beberapa bagian buku tersebut terdapat penghujatan terhadap Nabi Muhammad.

Tiga puluh tiga tahun lalu, beberapa bulan setelah buku itu diterbitkan, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini merilis fatwa menyerukan Muslim untuk membunuh Rushdie.

Bertahun-tahun kemudian, pemerintahan setelah Khomeini sama sekali tidak pernah mencabut fatwa itu. Bahkan penerus Khomeini, Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa fatwah terhadap Rushdie tidak bisa dibatalkan.

Tiga puluh tiga tahun setelah fatwa pembunuhan itu dikeluarkan, Rushdie benar-benar ditikam dengan sangat brutal. Sampai saat ini pelaku penikaman menyatakan diri tidak bersalah dan masih mendekam dalam penjara tanpa ada satu orang pun yang menjamin kebebasannya.

 

KOMENTAR