Simak 3 Poin Gagasan Filep Wamafma dari Papua Barat untuk KTT ASEAN yang Berdampak bagi Kemajuan Daerah

Hila Bame

Sunday, 30-04-2023 | 16:31 pm

MDN

 


PAPUA BARAT, INAKORAN

Pimpinan Komite I DPD RI Dr. Filep Wamafma menyampaikan sejumlah gagasan berkaitan dengan Keketuaan (Chairmanship) Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023. Melalui gagasan ini, Filep berharap KTT ASEAN dapat membahas dan menghasilkan keputusan kerjasama di tingkat kawasan yang berdampak bagi kemajuan daerah-daerah di Indonesia.

Dari Papua Barat, Dr. Filep Wamafma menyampaikan tiga poin gagasan antara lain berkaitan dengan pengembangan potensi SDA, peningkatan penguasaan teknologi berbasis kearifan lokal dan keterlibatan daerah sebagai pelaku perdagangan internasional.

“Saya punya beberapa referensi terkait dengan potensi-potensi Papua Barat yang tidak dapat dikelola secara maksimal karena berbagai macam faktor, seperti potensi pariwisata, perikanan hingga pertanian tapi masih sulit berkembang untuk membangun daerah dan kesejahteraan rakyat. Diantara faktornya seperti kurangnya penguasaan dan ketersediaan teknologi serta kapasitas SDM untuk mengelolanya secara lebih baik,” ujar Filep dalam keterangan yang diterima pada Sabtu (29/4/2023).

“Saya lihat kita (Papua Barat) juga punya lahan tidur yang cukup banyak dan subur, lahan-lahan itu bisa ditanami beragam komoditas seperti kopi, wortel, kentang, kol dan lainnya yang sesuai dengan kondisi daerah. Tapi kita tidak punya dukungan teknologi pertanian yang mampu mengelola potensi sumber daya alam pertanian kita itu menjadi unggul dan berdaya saing baik bahkan di tingkat regional atau kawasan seperti ASEAN,” sambungnya.

Selain sektor produksi, Filep juga mendorong KTT ASEAN juga menghasilkan kerjasama daerah dengan negara-negara lain untuk perluasan target pasar. Dirinya berharap daerah dapat menjadi pelaku perdagangan internasional untuk mengembangkan potensi SDA-nya hingga ke mancanegara.

“Untuk mendukung hal itu, maka Papua harus punya akses transportasi yang lebih singkat untuk menjangkau pasar internasional. Ini sangat penting untuk menjaga kualitas barang dagang dan menekan biaya atau pengeluaran yang sangat besar dalam melakukan pengiriman secara ekspor,” katanya.

“Oleh sebab itu saya pikir sudah saatnya Papua diberikan ruang untuk perdagangan internasional secara langsung dari pelabuhan-pelabuhan di tanah Papua sehingga lebih strategis misalnya Pelabuhan Kota Sorong Pelabuhan, Biak atau Pelabuhan Jayapura sebagai akses perekonomian wilayah Papua ke luar baik ASEAN, negara-negara Asia bahkan Eropa hingga Amerika,” lanjutnya.

Selanjutnya, Filep menekankan pentingnya peningkatan SDM putra-putri Papua dalam hal penguasaan teknologi. Menurutnya, peningkatan hasil baik di sektor produksi maupun penjualan juga dipengaruhi oleh kapasitas SDM yang dibekali dengan penguasaan teknologi yang memadai.

Selain itu, dirinya menilai belum banyak putra-putri asli Papua yang dipercaya menempati posisi-posisi strategis di sektor swasta, khususnya industri, juga di BUMN maupun perusahaan-perusahaan asing di Papua lantaran kurang berdaya saing termasuk di bidang keterampilan teknologi. Hal ini, lanjut Filep, juga masih menjadi persoalan yang linear dengan tingginya angka pengangguran di tanah Papua.

“Sehingga bagi saya melalui KTT ini harapannya dapat mendorong daerah-daerah turut serta terangkat (level up) dalam bidang penguasaan teknologi yang objek usahanya ada di Papua seperti pertanian, perikanan, kehutanan atau perkebunan juga pertambangan, pariwisata dan lainnya,” katanya.

Filep pun mendorong adanya kerjasama internasional yang dapat memfasilitasi kebutuhan itu dengan negara-negara lain seperti negara-negara ASEAN. Menurutnya, pertemuan antar pemimpin negara ASEAN juga dapat mempertimbangkan untuk memfasilitasi terjalinnya hubungan kerjasama kepala daerah dengan dengan negara-negara ASEAN dalam rangka pemenuhan teknologi dan bidang lain sesuai kebutuhan daerah.

Dengan begitu, Filep berharap, Keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN 2023 ini dapat menjadi jembatan bagi lompatan kemajuan daerah seperti Papua Barat agar tidak lagi ketergantungan dengan pusat dan mendorong kemandirian ekonomi daerah.

“Tujuannya, keahlian itu akan meningkatkan daya tawar SDM dan kemampuan pengelolaan potensi daerah yang  baik sehingga mampu mendongkrak ekonomi daerah. Dan juga yang tak kalah penting, keterlibatan orang asli Papua dalam kebijakan investasi dengan SDM yang mumpuni,” katanya.

“Inilah 3 poin yaitu pengembangan pengelolaan SDA, penguatan penguasaan teknologi bagi SDM Papua hingga perdagangan internasional yang melibatkan daerah. Harapannya hal ini turut menjadi semangat pembahasan KTT ASEAN seperti tema KTT ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’ yang tidak hanya membahas kepentingan nasional tetapi juga berdampak nyata bagi daerah,” tutupnya.

 

 

TAG#FILEP, #PAPUA

161718706

KOMENTAR