Singgung Upaya Rebut Paksa Demokrat, AHY: Kabarnya Ibu Megawati Juga Tidak Setuju

JAKARTA, INAKORAN.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung lagi upaya rebut paksa terhadap partainya beberapa waktu lalu.
AHY mengungkapkan upaya rebut paksa tersebut tidak disetujui oleh Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
“Kabarnya Ibu Megawati juga tidak setuju dengan hal-hal seperti itu,” kata AHY saat berpidato di acara Kongres VI Demokrat pada Selasa, 25 Februari 2025.
BACA JUGA: Demokrat Pernah Direbut Paksa, AHY: Mereka Sudah Dimaafkan, Tetapi Tidak Dilupakan Begitu Saja
Menurut AHY, upaya rebut paksa sebuah partai merupakan praktik yang amoral dan inkonstitusional. Apalagi, Megawati pernah mengalami hal yang sama beberapa tahun silam.
“Praktik-praktik politik yang amoral dan inkonstitusinal, karena beliau pernah mengalaminya di masa terdahulu,” jelas AHY.
Diketahui, kepemimpinan AHY di Demokrat sempat digoyang pada 2021 lalu. Sebuah Kongres Luar Biasa (KLB) pada bulan Maret digelar di Deli Serdang dan menghasilkan sejumlah keputusan penting, salah satunya memilih Moeldoko sebagai Ketum Demokrat.
BACA JUGA: Kejagung Bantah Klaim Pertamina Patra Niaga Soal Pengoplosan BBM
Status Moeldoko yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan memunculkan spekulasi bahwa istana berada di belakang KLB Deli Serdang.
Beberapa waktu lalu, AHY sempat mengatakan bahwa Demokrat sudah memaafkan pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pembegalan tersebut
“Apakah akan dilupakan begitu saja? Kita memaafkan, tapi jangan begitu saja melupakan. Mengapa? Karena itu adalah ujian bagi kita semua dan buahnya kita rasakan hari ini dan ke depan," terang AHY.
KOMENTAR