Soal Kebutuhan Pokok, Maluku Masih Bergantung Daerah Lain
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Utara (Malut) mengakui, hingga saat ini sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat daerah itu masih bergantung pasokan dari daerah lain seperti Manado dan Surabaya.
Menurut Kadis Perindag Malut, Asrul Gailea, keadaan ini membuat harga bahan kebutuhan pokok menjadi mahal ketika sampai di tangan konsumen.
"Hal ini diakibatkan karena terbatasnya stok, sehingga biayanya menjadi mahal, karena muatan yang terbatas dengan jumlah stok yang terbatas akibatnya akumulasi pada harga menjadi mahal," kata Kadis Perindag Malut, Asrul Gailea di Ternate, Selasa (27/2/2018).
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Malut akan memprioritaskan pengembangan sektor pangan pada tahun 2018 guna menekan tingginya harga kebutuhan pokok di daerah ini.
Sementara itu, terkait pengangkutan kebutuhan pokok, hingga kini, hampir 90 persen mengandalkan angkutan laut, karena selain Malut berupakan daerah kepulauan juga biayanya lebih murah.
Kebutuhan pokok di Malut umumnya diangkut dari Ternate kemudian didistribusikan menggunakan kapal laut ke berbagai wilayah di Malut seperti ke daratan Halmahera.
Pengangkutan kebutuhan pokok dari Ternate ke dataran Halmahera sebenarnya bisa pula menggunakan angkutan darat dengan memanfaatkan penyeberangan fery Bastiong-Sofifi, tetapi, kurang diminati pengusaha karena biayanya jauh lebih mahal.
TAG#Kebutuhan Pokok, #Maluku, #Ketergantungan
182237207
KOMENTAR