Target Pasar Properti Sumarecon Empat Triliun

Inakoran

Thursday, 21-06-2018 | 14:34 pm

MDN

Jakarta Inako

Sektor Properti masih bertahan hingga saat ini. Jika banyak bisnis terdampak disrupsi pasal teknologi yang kian merebak maka bisnis properti masih mendapat tempat di muka bumi. Mulai dari tempat tinggal, wadah usaha, bisnis kuliner kantor hingga tempat bisnis lainnya masih membutuhkan lokasi yang strategis untuk melangsungkan eksistensi mereka.

Demikian Sumarecon pengembang papan atas masih konsen dengan bisnisnya bahkan menargetkan penjualan hingga empat triliun pada periode 2018. Meski Backlog masih tercatat namun begitu tetap meluncurkan produk baru sesuai kiondisi pasar. 

Adrianto Adhi, Direktur Utama Summarecon Agung, mengatakan bahwa strategi perseroan untuk memastikan terserapnya produk perseroan yakni menyesuaikan diri dengan tren pasar. Saat ini, permintaan terbesar masih berasal dari kalangan pengguna akhir, sehingga perseroan banyak menjual unit harga di bawah Rp2 miliar.

Selain itu, perseroan juga memudahkan skema pembayaran, di antaranya cicilan uang muka hingga 18 kali. Perseroan juga mulai memasuki pasar baru di Sulawesi, yakni Makassar.

Meskipun backlog masih cukup tinggi, emiten dengan kode saham SMRA ini akan tetap konsisten meluncurkan proyek baru, menyesuaikan dengan permintaan pasar. Perseroan menargetkan nilai pemasaran tahun ini akan mencapai Rp4 triliun, walaupun hingga Mei lalu baru terealisasi Rp1 triliun.

Strategi penjualan perseroan masih lebih banyak menyasar pembeli perseorangan atau ritel. Perseroan belum memiliki rencana penjualan porsi besar atau bulk sales, yang mana bagi sebagian pengembang lain sudah menjadi stretegi utama untuk memacu penjualan di tengah ketatnya kompetisi saat ini.

Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. masih mengantongi backlog atau inventaris properti yang belum diserahkan kepada konsumen senilai lebih dari Rp5 triliun yang akan menjadi bagian pendapatan dalam 2 hingga 3 tahun ke depan.

Jemmy Kusnadi, Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung, mengatakan bahwa backlog tersebut tersebar di berbagai proyek perseroan, yakni di Serpong, Bekasi, Bandung, Kelapa Gading, dan Karawang. Perseroan banyak memasarkan unit properti dengan harga di bawah Rp2 miliar.

Perseroan berkomitmen untuk memastikan setiap proyek yang dipasarkan perseroan dapat sampai ke tangan konsumen tepat waktu. Selain itu, perseroan juga menyiapkan berbagai strategi untuk memastikan proye-proyek yang telah diluncurkan perseroan dapat terserap oleh pasar seoptimal mungkin.

TAG -

188706734

KOMENTAR