Tenun Tradisional Muna Terkendala di Pemasaran

Inakoran

Friday, 27-04-2018 | 23:12 pm

MDN
Pemerintah daerah Muna Sulawesi Tenggara (Sultra)

ong>Kendari, Inako –

Hasil tenunan tradisional masyarakat Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara telah lama dikenal masyarakat di daerah itu.

Akan tetapi, hingga saat hasil tenuan tradisional itu belum memberikan dampak ekonomis yang singnifikan bagi mashyarakat, lantaran terkendala di bagian pemaran produk tersebut ke luar daerah Munsa.

Karena itu, pemda setempat sangat mengharapkan kehadiran bapak angkat yang membantu memberikan solusi kesulitan pemasaran dan pembukaan agen penjualan hasil tenunan di daerah lain di Indonesia.

Pembina kelompok tenun tradisional Muna Barat Waode Maesina (53) di Kendari, Jumat, mengatakan saat ini produksi tenun tradisional Muna Barat hanya memenuhi permintaan lokal yang terbatas sehingga peluang untuk dikembangkan melambat.

"Jika produksi tenun tradisional berupa sarung dan baju dalam jumlah banyak dengan pemasaran yang menjanjikan maka tenaga kerja dapat memenuhi kesejahteraan dari usaha tersebut," kata Waode.

Namun yang terasa sebagai kendala serius untuk memajukan usaha tenun tradisional adalah memasarkan hasil tenunan karena tidak ada penampung atau distributor yang memiliki jaringan bisnis luas.

"Sebenarnya produksi tenunan bisa ditingkatkan dalam jumlah banyak tetapi mau dipasarkan kemana. Sampai saat belum menemukan penampung atau agen pemasaran ke luar daerah," kata Waode yang ditemui stand pameran Hallo Sultra 2018 dalam rangka hari jadi Sultra ke-54.

Hasil tenunan berupa sarung, baju, celana dan rok hanya diperjual belikan untuk kebutuhan lokal dalam jumlah terbatas sehingga penenun tidak menghasilkan produksi maksimal.

Satu lembar sarung motif lokal membutuhkan waktu pengerjaan empat hari sedangkan baju dengan motif yang bervariasi dikerjakan hingga 10 hari.

Harga satu lembar sarung Rp250.000, satu lembar baju yang bermotif menarik dipasarkan seharga Rp400.000 hingga Rp700.000 sedangkan rok relatih terjangkau seharga Rp200.000 per lembar.

KOMENTAR