Terharu, Guru Ini Rogoh Gocek Pribadi Untuk Antar-Jemput Siswa

Sifi Masdi

Saturday, 16-07-2022 | 09:40 am

MDN
Kepsek  Mateus Broto Sugondo antar-jemput siswa SDN 2 Gunungkidul [ist]

 

 

Gunungkidul, Inako

Tahun ajaran baru telah dimulai, para guru dan siswa kembali beraktivitas. Tak terkecuali siswa dan guru SDN 2 Kenteng, Kalurahan Kenteng Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Selain belajar mengajar, ada aktivitas tambahan yang harus dilakukan oleh para guru di sekolah tersebut. Ya, setiap hari mereka harus antar jemput para siswa yang rumahnya jauh dari sekolah. 

Setiap pagi, guru atau pun penjaga sekolah bergantian menjemput siswa ke sekolah dan mengantarnya kembali ke rumah masing-masing.

 

 

Aksi sosial ini jadi viral setelah diunggah di media sosial, akun info.terupdate. Dalam video yang dibagikan tersebut tampak kepala sekolah SDN 2 Kenteng, Mateus Broto Sugondo menjemput siswanya menggunakan sepeda motor. Postingan tersebut mengundang banyak komentar netizen.

Untuk menuju ke lokasi para siswa memang harus menempuh perjalanan melalui jalan corblok yang licin. Kontur jalan yang naik turun membuat sopir memang harus ekstra hati-hati. Terlebih selepas hujan, tentu jalannya lebih licin dari biasanya.

Rasa was-was karena kondisi jalan yang cukup sulit akan terbayar dengan senyuman ketika anak-anak yang dijemput berteriak kegirangan menyambut mobil penjemputan. Seringai senyuman para siswa ini menjadi obat bahagia guru yang menjemputnya.

 

 

Sugondo menuturkan, sebelum 2008 antar jemput siswa ini sebenarnya sudah dilakukan di era kepempinan kepala sekolah sebelumnya. Sejak dia datang ke sekolah tersebut 2016 yang lalu, kegiatan antar jemput siswa semakin diintensifkan.

"Mulai 2016 saya memaksimalkan antar jemput yaitu melaksanakannya dengan baik dan sungguh-sungguh,"ujar dia.

SDN 2 Kenteng ini melayani siswa dari enam Padukuhan dan empat diantaranya harus dilayani dengan antar jemput. Pasalnya jarak antara sekolah dengan Padukuhan tersebut cukup jauh. Di mana jaraknya mencapai 1,5 hingga 2,5 kilometer. Padahal tidak semua orangtua memiliki kendaraan untuk mengantar anaknya ke sekolah.

Kala itu pihak sekolah berinisiatif melakukan antar jemput agar para siswa tidak ada lagi yang tidak masuk sekolah dan putus sekolah. Apalagi alasannya karena tidak ada yang mengantar ke sekolah dengan alasan jauh ketika jalan kaki.

KOMENTAR