Trump Klaim Berjasa Mempertemukan Kedua Korea Besok
Washington, Inako
Presiden AS Donald Trump mengklaim dirinya berjasa dalam mempertemukan pemimpin Korea Selatan dan Korea Utara, besok 9 Januari 2018.
Dilansir dari The Independent, Sabtu (6/1/2018), kedua negara akan bertemu untuk membicarakan penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin 2018 yang akan berlangsung di Pyongchang, Korea Selatan.
Dalam pekan olahraga musim dingin itu, Korea Utara menyampaikan niat untuk mengambil bagian di dalamnya.
Korea Selatan dikabarkan menyetujui untuk melakukan pertemuan pertama dengan Korea Utara menyusul terselenggaranya Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan.
Pertemuan tingkat tinggi pertama itu kedua negara yang berseteru itu rencananya akan berlangsung di desa gencatan senjata Panmunjom, di zona demiliterisasi yang memisahkan keduanya.
Menteri Pertahanan AS Jum Mattis berbicara melalui sambungan telepon dengan pejabat di Seoul pada Jumat (5/1/2018) tentang topik pembahasan pertemuan antara Korea Selatan dan Korea Utara.
[caption id="attachment_15371" align="alignleft" width="500"] Presiden Korut, Kim Jong Un dan Presiden Korsel, Moon Jae In [ist][/caption]Menurutnya, pertemuan keduanya hanya mendiskusikan perihal keikutsertaan Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin. Ajang olahraga tersebut secara historis terpisah dari politik.
Mattis mengatakan tidak adanya perundingan tentang masalah keamanan dalam pertemuan dua Korea pada pekan depan, justru menjadi titik awal kesediaan Korea Utara untuk membuka dialog.
Menjelang pertemuan itu, Presiden AS Donald Trump meluncurkan serangan retorika melalui akun Twitter-nya kepada Kim Jon Un mengenai tombol nuklir yang berada di meja kedua pimpinan tersebut.
"Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baru saja menyatakan ada tombol nuklir di mejanya setiap saat. Tolong sampaikan kepadanya bahwa saya juga memiliki tombol nuklir, tapi lebih besar dan lebih kuat daripada miliknya, dan tombol saya dapat bekerja," kata Trump.
Kicauan Trump tersebut sontak memicu kritik di seluruh dunia. Masyarakat internasional khawatir rencana pertemuan kedua Korea akan gagal karena pernyataan Trump.
KOMENTAR