Universitas Darul Ma'arif Kaplongan dan Relasi Spirit Hari Santri 2024

Hila Bame

Thursday, 17-10-2024 | 19:13 pm

MDN

 

 

 

Oleh : H. Adlan Daie
Analis politik dan sosial keagamaan

JAKARTA, INAKORAN


Hal menarik dari kehadiran Universitas Darul Ma'arif (UDM) Kaplongan Indramayu selain mendapat kehormatan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, KH. Makruf Amin (15 Oktober 2024) dalam seremonial yang elegan

Lebih dari itu dalam konstruksi teori sosial Martin Van Bruinessen dalam bukunya "NU, Tradisi Dan Relasi Relasi Kuasa" (2008) penting dibaca dalam relasi "spirit" Hari Santri Nasional (HSN) 2024.

Ini bukan sekedar momentum peresmian UDM tersebut dengan fasilitas kampus "representatif" di lingkungan kompleks pesantren Darul Ma'arif "berdekatan" dengan momentum peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tanggal 22 Oktober 2024.

Spiritnya dalam perspektif Martin Van Bruinessen dalam bukunya di atas adalah meletakkan "santri" sebagai ekosistem sosial NU dalam ruang aktualisasi yang adaptif dengan perubahan relasi relasi kuasa dan tantangan masa depan kebangsaan.

Di sini spirit "hari santri" dalam konteks kehadiran pendidikan tinggi dalam ekosistem sosial NU menjadi relevan di tengah tantangan "bonus demografi" dan perubahan "mobilitas sosial" warga NU

Itulah titik temu spiritnya, spirit ke NU an. Artinya kehadiran UDM dengan identitas kultural  "Darul Ma'arif" adalah representasi ekosistem pendidikan NU bertemu dalam relasi spirit  "hari santri", sebuah spirit historis "Resolusi jihad" NU 22 Oktober 1945.

Dalam perspektif ini penulis meletakkan kehadiran Universitas Darul Ma'arif (UDM).Kaplongan dalam konstruksi spirit hari santri begitu penting karena beberapa hal :

Pertama, jika dulu Profesor Dr. Nurcholish Madjid menggambarkan teori "mobilitas sosial" warga NU dalam konteks aksesibilitas anak anak NU memasuki jenjang perguruan perguruan tinggi umum tentu dengan segala ekosistem sosial di dalamnya

Kini kehadiran UDM dapat dipandang sebuah ikhtiar "diversifikasi" dan perluasan ruang pembentukan karakter ke NU an bagi kewargaan secara umum sehingga  pandangan moderat NU tersublimasj dalam cara pandang dan suasana kebatinan mereka.

Kedua, dalam perspektif ini pula momentum hari santri tidak semata mata dimaknai sebagai sebuah kemenangan politik santri dalam relasi negara hingga tak jarang terlalu eksplosif secara "lahiriyah" memaksa pihak lain dalam pandangan keagamaan yang sama secara politis 

Tetapi meletakkan distribusi peran santri dalam transfer pandangan keagamaan  bertumbuh dan membatin dalam ekosistem proses pendidikan NU yang moderat  selain mendapatkan bekal skill kesarjanaan teknis dan keilmuan humaniora lainnya.

Inilah cara terbaik untuk mencegah meluasnya potensi "intoleransi" yang mewabah di level perguruan tinggi umum sekaligus memproyeksikan NU masa depan sebagai solusi jalan peradaban di tengah kemungkinan makin tajamnya "benturan peradaban" masa depan dalam proyeksi Analis politik Samuel Huntington.  

Setidaknya itulah pentingnya kehadiran UDM dalam bacaan penulis, sebuah ikhtiar penting dari kabupaten "menengah" di pantai Utara Jawa Barat   dibaca dalam konstruksi relasi spirit hari santri dalam pemahaman yang "inklusif" di atas. 

Selamat atas peresmian UDM dan Hari Santri Nasional (HSN) 2024. Dari NU untuk bangsa. 
 

 

TAG#ADLAN, #SANTRI

179244207

KOMENTAR