Menghidupkan Warisan Keilmuan: Pameran Turots Syekh Abdul Hamid Kudus Resmi Dibuka Hari Ini

Junny Yanti

Sunday, 13-07-2025 | 14:20 pm

MDN
Para Kiai dan Mursyid yang hadir di pembukaan Pameran Turots Syekh Abdul Hamid Kudus (Foto: Garvita TV/Putra)

KUDUS, INAKORAN.COM

Dalam semangat melestarikan kekayaan intelektual Islam Nusantara, hari ini, Minggu (13/07/25) resmi dibuka Pameran Turots Syekh Abdul Hamid Kudus dan Jejak Ulama Kudus di Omah YM3SK 188, Kudus, Jawa Tengah. 

Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian acara “Launching Kitab & Pameran Turots Syekh Abdul Hamid Kudus” yang akan berlangsung selama empat hari, hingga Rabu, 16 Juli 2025 mendatang.

Pameran ini menyajikan manuskrip asli, kitab-kitab klasik, serta artefak langka peninggalan Syekh Abdul Hamid Kudus, seorang ulama besar yang dikenal dengan kedalaman keilmuannya serta perannya dalam membangun tradisi dakwah dan pendidikan Islam di tanah Jawa.

“Menjadi momen akan dikumpulkannya pecinta turots kitab kuning yang ada di Kudus dan sekitarnya, seperti harapan ketua yayasan yang terdahulu seperti itu,” ujar Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), KH. Muhammad Fathan.

Ia juga menambahkan pentingnya memperkenalkan kembali kitab kuning kepada generasi muda.

“Agar masyarakat dan santri-santri semakin mencintai kitab-kitab kuning, yang sekarang alhamdulillah makin digemari oleh anak-anak, terbukti maraknya anak-anak dari luar daerah yang dipondokkan di sekitar menara Kudus ini,” lanjutnya.

Pameran ini juga menjadi bagian dari program Jelajah Turots Nusantara, yang menurut KH. Ustman Hasan Al-Akhyari, Ketua Nahdlatut Turots, akan digelar di berbagai wilayah Indonesia.

“Kami pilih zona tengah dulu, yaitu Jawa Tengah, lalu akan bergeser ke Makassar, mengangkat karya Syaikh Yusuf Makassar, dan nantinya ke Indonesia Timur dan seterusnya,” jelasnya.

Menurut Ustman, kekayaan intelektual ulama Nusantara harus dikenalkan kembali untuk membangkitkan kebanggaan generasi muda terhadap akar keilmuannya sendiri.

“Untuk menumbuhkan kesadaran kuat bahwa kita jangan sampai tercerabut dari akar para ulama-ulama dulu yang sangat intelektual sekali dalam berkegiatan,” katanya.

“Yang paling menarik dari Syaikh Abdul Hamid Kudus adalah beliau sangat memahami faham keislaman. Tata bahasa Arab-nya tidak terasa ajam, artinya tidak terasa asing,” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa karya-karya Syekh Abdul Hamid Kudus memiliki nilai sastra yang tinggi.

“Bahasa Arab beliau kaya bahasa daerah sendiri saking bagusnya. Kita bisa melihat dan terasa ketika membaca kitab beliau, terutama kitab yang nanti malam akan dilaunching. Itu merupakan rangkaian untaian kalimat-kalimat bahasa Arab yang memiliki nilai sastra yang sangat tinggi sekali,” jelas Ustman.

KH. Asrofi Masyito, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Kudus, menekankan pentingnya pameran ini sebagai upaya membangkitkan semangat menulis di kalangan santri.

“Saya berharap generasi muda mewarisi dan menjadi ahli menulis seperti ulama-ulama. Mungkin dengan pameran ini akan memotivasi mereka untuk menulis kitab-kitab baru yang lebih kekinian, bisa meng-cover semua kepentingan umat,” ungkapnya.

Pameran ini terbuka untuk umum dan menjadi ruang belajar serta refleksi penting bagi masyarakat dan santri untuk kembali menelusuri jejak emas para ulama terdahulu. 

 

KOMENTAR