Urai Kemacetan Ibukota Dengan Penerapan ERP alias Jalan Berbayar Kian Dekat

Hila Bame

Tuesday, 10-01-2023 | 10:33 am

MDN
Ilustrasi (ist)

 

Jakarta, Inako

Penerapan electronic road pricing atau jalan berbayar menuju Jakarta semakin dekat. 

Simak Video InaTV jangan lupa "klik Subscribe and Like" 

 

 

 

Pernahkah Anda berkunjung ke Jakarta? Menjadi penduduk kota termacet ke-12 di dunia, sekaligus penyabet peringkat pertama dalam kategori yang sama di Indonesia, bukanlah suatu pencapaian yang patut dibanggakan. Setiap hari, warga Jakarta  harus berjejal-jejalan dengan 47 juta jiwa di jalanan Jakarta.

Selanjutnya bisa dibaca di article seorang mahasiswa Universitas Indonesia dibawah ini:

 

Penerapan electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar di jalan menuju DKI Jakarta, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengharapkan terjadi pengurangan volume kendaraan hingga 40 persen.

Kepala BPTJ, Bambang Prihartono serius ingin mulai menerapkan ERP di 3 ruas jalan menuju DKI Jakarta pada 2020 mendatang. Ketiga ruas tersebut yakni, Jalan Kalimalang, Jalan Daan Mogot, dan Margonda.

Latar belakang dilaksanakannya ERP ini, terangnya, merupakan bagian dari rangkaian rencana induk transportasi Jabodetabek (RITJ) yang harus selesai pada 2029 mendatang.

"Karena hasil studi kami, dalam masterplan, daerah perbatasan [DKI Jakarta] sudah satu semua, sudah mendekati 1 semua V/C ratio dan masih banyak ruas-ruas yang lain," terangnya. 

V/C ratio adalah rasio antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan, semakin tinggi V/C ratio artinya jalan sudah tidak mampu menampung volume kendaraan. Idealnya, V/C ratio berada di level 0,7.

Dia menegaskan, BPTJ akan membagi penerapan ERP ini dalam tiga tahapan, yang melibatkan tiga tingkatan ruas jalan.

Di sisi lain, dia mengaku pemerintah belum bisa menerapkan ERP sepenuhnya karena ada sejumlah langkah yang mesti ditempuh.

 

 

KOMENTAR