WHO: Kasus Coronavirus Terus Melambung di Amerika Latin

Binsar

Tuesday, 23-06-2020 | 09:02 am

MDN
Tedros Adhanom Ghebreyesus [ist]

Genewa, Inako

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (22/6) mengatakan, kasus coronavirus melonjak di beberapa negara besar di Amerika Latin, terutama Brasil.

Menurut ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, data terakhir mencatat lebih dari 183.000 kasus virus corona baru terjadi pada hari Minggu dan angka itu menajdi yang terbesar dalam satu hari sejak wabah dimulai pada bulan Desember.

"Tentu saja jumlahnya meningkat karena epidemi berkembang di sejumlah negara berpenduduk pada saat yang sama dan di seluruh dunia," pakar darurat WHO, Mike Ryan, saat briefing online.

Konferensi Pers WHO di Jenewa, Swiss [ist]

 

"Beberapa peningkatan itu mungkin disebabkan oleh peningkatan pengujian ... Dan tentu saja negara-negara seperti India menguji lebih banyak. Tetapi kami tidak percaya bahwa ini adalah fenomena pengujian."

Secara global, kasus corona, Senin

Reuters melaporkan secara global kasus corona melampaui 9 juta. Pada hari yang sama, Amerika Serikat, Cina dan negara-negara lain yang terkena dampak parah juga melaporkan wabah baru.

Menurut Ryan, telah terjadi lonjakan kasus di Chili, Argentina, Kolombia, Panama, Bolivia dan Guatemala, serta Brasil, yang telah melewati angka 1 juta - nomor kedua setelah Amerika Serikat - dan melaporkan rekor 54.000 kasus di Amerika Serikat dalam 24 jam sebelumnya.

Dia mengatakan beberapa lompatan di Brasil mungkin mencerminkan perubahan dalam sistem pelaporan, tetapi menambahkan:

 

Baca Juga: WHO Ingatkan Negara-negara di Dunia Soal 'Puncak Kedua' COVID-19

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Diperkirakan Baru Tersedia pada Januari 2021

 

“Masih ada hasil tes yang relatif rendah per populasi, dan tingkat kepositifan untuk pengujian secara keseluruhan masih cukup tinggi. Dari perspektif itu, kita akan mengatakan bahwa tren ini tidak mencerminkan pengujian menyeluruh, tetapi mungkin kurang memperkirakan jumlah kasus yang sebenarnya."

Negara terbesar di Amerika Latin telah mencatat lebih dari 1.000 kematian sehari selama sebulan terakhir.

Presiden Jair Bolsonaro, yang kadang-kadang disebut "Tropical Trump", telah banyak dikritik karena penanganannya terhadap krisis. Negara itu masih belum memiliki menteri kesehatan permanen setelah kehilangan dua mengteri sejak April, menyusul perselisihan dengan presiden.

 

Bolsonaro tekah mempromosikan dua obat anti-malaria - kloroquin dan hidroksi kloroquine - sebagai obat corona, meskipun hingga saat ini belum ada bukti bahwa obat itu bisa mencegah corona.

Selain Amerika Latin, WHO juga khawatir Jerman, di mana tingkat reproduksi virus mencapai 2,88 pada hari Minggu.

Tedros mengatakan kurangnya kepemimpinan global dan persatuan dalam memerangi virus adalah ancaman yang lebih besar daripada wabah itu sendiri, dan bahwa politisasi telah membuat pandemi semakin buruk.

WHO telah dikritik oleh beberapa negara anggota, terutama Amerika Serikat, yang menilai lembaga itu terlalu lemah, terlalu lambat dan terlalu "China-sentris" dalam menangani penyakit sejak awal.

 

KOMENTAR