YOLO atau Frugal Living, Kamu Tim yang Mana?
JAKARTA, INAKORAN.COM
Fenomena hidup YOLO (You Only Live Once) sangat terkenal di kalangan Generasi Z.
YOLO adalah prinsip dimana anak muda memilih untuk menikmati hidup tanpa mengkhawatirkan masa depan.
Daripada memikirkan persiapan dana pensiun, Gen Z lebih suka untuk berlibur dan membeli barang-barang yang mereka inginkan.
Anak muda penganut hidup YOLO memiliki kesadaran bahwa mereka hanya hidup sekali, dan saat paling tepat untuk menikmati hidup adalah saat mereka masih muda.
Sayangnya, perilaku hidup YOLO bisa membawa anak muda ke gaya hidup konsumtif. Melansir Otoritas Jasa Keuangan di Desember 2022, penggunaan platform pinjaman online didominasi oleh masyarakat berusia 19-34.
Ironisnya, kebanyakan dari dana pinjaman tersebut digunakan untuk memenuhi gaya hidup konsumtif.
Untuk mengatasi masalah ini, Generasi muda perlu dikenalkan dengan gaya hidup Frugal Living.
Melansir dari website Kementerian Keuangan, Frugal Living merupakan gaya hidup yang hemat dengan menekan pengeluaran sehingga dapat menabung lebih banyak.
Secara sederhana, prinsip Frugal Living adalah membuat prioritas kebutuhan. Generasi muda diajak untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan, bahkan mencari alternatif barang yang lebih murah.
Misalnya, dengan membeli barang di saat promo, atau membandingkan harga suatu barang di banyak toko.
Gaya hidup Frugal Living tidak sama dengan pelit. Penerapan gaya hidup ini bertujuan agar masyarakat tidak mengalami kesulitan di masa tua.
Selain itu, Frugal Living bisa membuat masyarakat siap menghadapi situasi-situasi tidak terduga.
Saat pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun lalu misalnya, masyarakat di seluruh dunia dihadapkan dengan situasi ekonomi yang sulit.
Dengan menerapkan gaya hidup Frugal Living, masyarakat akan memiliki tabungan yang cukup untuk mengantisipasi hal-hal tidak terduga.
TAG#YOLO, #FRUGAL LIVING
182218630
KOMENTAR