David Beckham Berlutut di Hadapan Raja Charles III
Jakarta, Inakoran
Kisah Beckham baru saja menambahkan satu bab paling royal dalam hidupnya. Setelah satu dekade setelah gantung sepatu, suami Victorya terus membuktikan bahwa kehebatan tak pernah benar-benar pensiun.
Mantan bintang Manchester United dan Inggris ini terus mengumpulkan penghargaan yang membuat keluarganya—dan negaranya —sangat bangga.
Dari kesempurnaan nada hingga pengakuan kerajaan
Dengan raut wajah yang sekilas mengingatkan pada remaja 17 tahun yang memulai debutnya pada tahun 1995, Beckham berlutut di hadapan Raja Charles III di Kastil Windsor, dipenuhi haru dan kerendahan hati. Mendengarkan kata-kata Raja Charles III, Beckham tak kuasa menahan harunya—momen yang langsung viral di dunia olahraga, raut wajahnya seolah berteriak, "Aku berhasil."
Legenda sepak bola berusia 50 tahun ini tak kuasa menahan haru selama upacara, senyumnya memancarkan kebanggaan saat ia resmi dianugerahi gelar kebangsawanan atas kontribusinya yang luar biasa bagi olahraga dan amal. Momen ini menjadi momen yang sangat berarti bagi pria yang pernah memikul harapan Inggris, menjadi kapten negaranya, dan menginspirasi jutaan orang di sepanjang perjalanannya.
Gelar kebangsawanan ini menandai salah satu penghargaan tertinggi yang dapat diterima seorang warga Inggris – dan Beckham menerimanya dengan keanggunan dan dedikasi yang sama yang mewarnai kariernya.
Lebih dari sekadar penghargaan, pengaruh Beckham jauh melampaui lapangan. Di akhir tahun 90-an dan awal 2000-an, ia bukan sekadar pesepak bola—ia adalah sebuah fenomena budaya.
Dari tendangan bebasnya yang legendaris hingga gaya rambutnya yang selalu berubah, Beckham menjadi ikon global yang memadukan olahraga dan budaya pop dengan cara yang tak tertandingi . Nomor punggung 7-nya menjadi simbol ambisi, gaya, dan kepercayaan diri.
Raja Charles III dan David Beckham yang menjadi salah satu tokoh paling ikonik di Inggris (ist)
Sir David Beckham: warisan yang tercatat dalam sejarah
Kini, dengan tubuh tegak seperti Sir David Beckham, ia membawa percikan yang sama—ketidakpercayaan yang sama yang pernah ia rasakan sebelum debutnya di Manchester United. Kisahnya, yang kini dimahkotai dengan pengakuan kerajaan, terasa sinematik sekaligus pantas.
Bintang kelahiran London ini mencatatkan 115 caps untuk Inggris, 59 di antaranya sebagai kapten, dan mencetak 17 gol untuk negaranya. Ia bermain di tiga Piala Dunia dan dua Kejuaraan Eropa, kariernya diwarnai dengan momen-momen bahagia, patah hati, dan penebusan – mulai dari kartu merah melawan Argentina pada tahun 1998 hingga tendangan bebasnya yang tak terlupakan melawan Yunani pada tahun 2001. Waktu, tampaknya, sungguh menyembuhkan segalanya – dan di usia 50 tahun, perjalanan Beckham telah mencapai titik balik dengan salah satu penghargaan terbesar yang pernah diimpikan oleh seorang warga Inggris.
Pada akhirnya, menyaksikan Beckham berlutut di hadapan Sang Raja bukan sekadar gelar—melainkan dedikasi, ketahanan, dan evolusi seumur hidup. Dari lapangan hingga istana, David Beckham terus membuktikan bahwa legenda sejati tak pernah pudar—mereka justru semakin menjulang tinggi.
TAG#david beckham, #raja charles iii, #man united
212352426







KOMENTAR