Enam Hari Diam, Prabowo Akhirnya Bela Jokowi: Rocky Gegabah dan Keliru

Saverianus S. Suhardi

Tuesday, 08-08-2023 | 17:06 pm

MDN
Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Presiden Jokowi [Foto: Ist]

 

 

Jakarta, Inakoran.com

Pernyataan Rocky Gerung yang menyebut Presiden Joko Widodo dengan kata-kata ‘bajingan tolol dan pengecut’ turut menyeret Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Di media sosial, tidak sedikit pihak yang mempertanyakan dan menunggu reaksi Prabowo dalam menyikapi hal ini, mengingat dia dekat dengan kedua belah pihak, baik Presiden Jokowi maupun Rocky Gerung.

BACA JUGA: Kasus Rocky Gerung Dilimpahkan ke Bareskrim Polri Hari Ini

Pernyataan Rocky seperti hendak menguji Prabowo. Jika memang memiliki hubungan spesial, Prabowo harus bela Jokowi dong, termasuk menjadi tameng baginya ketika disebut sebagai ‘bajingan tolol dan pengecut’ oleh siapapun.

Prabowo paling tidak harus pasang badang untuk Jokowi seperti yang ditunjukkan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

Ketika pernyataan Rocky yang menyebut Jokowi sebagai ‘bajingan tolol dan pengecut’ ramai disorot, Moeldoko bereaksi.

Moeldoko menegaskan, Presiden tidak boleh diganggu. Dia kemudian menyebut Rocky seperti robot: pintar tetapi tidak punya hati.

Tidak berhenti sampai di situ, Moeldoko menyebut ada orang di belakang Rocky. Rocky seperti robot yang dikendalikan.

Bagi Moeldoko, orang tidak boleh sembarangan dalam bernegara. Ada aturan yang menjadi patokan.

Sekalipun sama-sama pernah di militer dan saat ini sama-sama menjadi pembantu Presiden Jokowi, Prabowo tidak seperti Moeldoko.

Prabowo tidak bersuara. Dia memilih diam. Hal yang selanjutnya terjadi adalah publik menyinggung kedekatan Prabowo dengan Rocky.

Di media sosial, Twitter atau Instagram misalnya, foto-foto kebersamaan Prabowo dengan Rocky banyak bermunculan.

Keduanya memang dianggap memiliki hubungan pertemanan, yang mungkin saja dekat. 

Pada tahun 2019, Rocky adalah salah satu tokoh yang sering menyerang kubu Jokowi-Maaruf. Dia juga pernah memakai jaket 02 yang saat itu merupakan nomor urut pasangan Prabowo-Sandi. 

BACA JUGA: Kritik Surya Paloh Soal Penentuan Cawapres, Demokrat Minta Anies Lebih Mandiri

Karena tidak merespon kritik Rocky, kedekatan Prabowo dengan Jokowi pun dipertanyakan. Prabowo dituding ‘memanfaatkan’ Jokowi demi elektabilitasnya.

Selama ini, Prabowo menunjukkan kemesraan dengan Jokowi untuk merebut hati loyalis dan relawan Jokowi yang jumlahnya tidak sedikit.

Prabowo hanya mau merebut hati orang-orang yang pernah enggan memilihnya: pemilih Jokowi di tahun 2019.

Apa yang ditunjukkan Prabowo selama ini hanya demi Pilpres. Kerendahan hati menerima posisi sebagai pembantu dan pujian untuk Jokowi hanya demi kursi RI-1.

Tidak sedikit orang yang kecewa dengan Prabowo karena tidak bersuara membela Jokowi. Padahal, sudah seharusnya ia membela Jokowi.

Prabowo rupanya tipe orang yang lebih mudah menyanjung dan memuji-muji musuh (Jokowi, red) ketimbang mengkritik teman sendiri (Rocky, red).

Namun, saat-saat yang ditunggu pun tiba. Prabowo tampil dan menanggapi Rocky. Berikut bunyi pernyataan Prabowo merespon Rocky yang menyebut Jokowi sebagai ‘bajingan tolol dan pengecut’:

“Saya masuk kabinet, saya melihat Pak Jokowi dari dekat, saya menterinya beliau melihat keputusan-keputusan beliau, saya lihat pengarahan-pengarahan beliau. Semuanya untuk kepentingan bangsa dan rakyat.

Ya saya kira itu ya, keliru ya, menurut saya. Secara seorang intelektual, seorang akademisi, walaupun punya pandangan yang dia yakini, tapi tidak boleh pakai kata-kata yang seperti itu, menurut saya.

Saya kira Rocky Gerung sebagai akademisi, ahli filsafat seharusnya tidak seperti itu. Saya kira gegabah dan beliau sendiri saya kira sadar, mungkin emosional ya.”

Tanggapan Prabowo ini muncul enam hari setelah Rocky menyebut Jokowi ‘bajingan tolol dan pengecut’.

Dalam enam hari itu, sudah banyak pihak yang pasang badan untuk Jokowi. Ada yang bahkan melaporkan Rocky ke polisi karena dianggap menghina presiden.

Butuh enam hari bagi Prabowo untuk menunjukkan bahwa ia memang dekat dengan Jokowi. Dekat bukan semata-mata demi Pilpres.

Lebih dari pada itu, karena ia sadar bahwa Jokowi memang memprioritaskan rakyat, sehingga ia merasa perlu untuk melanjutkan program-programnya jika terpilih menjadi presiden.

Dalam enam hari itu, banyak yang kecewa dengan Prabowo, terutama para pendukung Jokowi yang selama ini mulai melirik Prabowo.

Dalam enam hari itu juga, pendukung Jokowi yang tidak memilih Prabowo menunjukkan bahwa Prabowo memang dekat dengan Jokowi demi kepentingannya sendiri.

Setelah merespon Rocky, apakah Prabowo berhasil memberikan kelegaan kepada pendukungnya yang kecewa dan bisa mengubah pandangan dan sikap politik mereka yang belum mendukungnya, terutama pemilih-pemilih Jokowi?

KOMENTAR