Gerindra Pilih Jadi Oposisi, Meski Pernah Ditawari Kursi Menteri

Sifi Masdi

Thursday, 06-06-2019 | 18:14 pm

MDN
Ketua DPP Gerindra Sodik Mudjahid [ist]

Jakarta, Inako

Partai Gerindra memilih tetap menjadi oposisi meski mengaku pernah ditawari kursi menteri oleh capres petahana Joko Widodo (Jokowi). Sikap tersebut diambil lantaran Gerindra menilai menjadi oposisi akan lebih bermanfaat bagi rakyat. 

"Akan lebih manfaat bagi rakyat bangsa dan negara jika Gerindra ambil posisi oposisi. Dan so far sikap Prabowo Subianto dan mayoritas di Gerindra, kami tetap akan jadi oposisi," kata Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid kepada wartawan, Kamis (6/6/2019). 

Sodik mengatakan, dalam berbangsa dan bernegara, dibutuhkan checks and balances. Setiap pemerintahan, katanya, memerlukan oposisi untuk mengkritik kebijakan yang dirasa tidak berpihak kepada rakyat. 

"Dalam berbangsa, khususnya bernegara, perlu ada checks and balances agar keadilan, penegakan hukum, demokrasi, pembangunan dan lain-lain berjalan seimbang dan efektif. Dan Pak Prabowo atau Gerindra tidak hanya melihat kepentingan Gerindra, tapi kepentingan bangsa dan negara," tuturnya. 

Kendati demikian, Sodik mengatakan sikap resmi partainya akan diputuskan dalam rapat. Namun, hingga saat ini, mayoritas kader Gerindra enggan bergabung dengan pemerintah. Apalagi saat ini Gerindra masih berjuang di Mahkamah Konstitusi terkait gugatan pilpresnya. 

"Keputusan akhir akan diambil setelah Ketua Umum Grerindra mengadakan rapat dengan Dewan Pembina, Dewan Pakar, dan Dewan Pengurus DPP Gerindra," kata Sodik. 

Sebelumnya, Partai Gerindra mengklaim mendapatkan tawaran kursi menteri dari Joko Widodo (Jokowi). Klaim tawaran kursi menteri itu sebelumnya disampaikan oleh politikus Gerindra Andre Rosiade saat menanggapi harapan pemerintah terhadap bergabungnya PAN dan Demokrat. Andre mengatakan, harapan yang sama juga pernah disampaikan ke partainya. Jokowi, kata Andre, bahkan menawarkan kursi menteri kepada Partai Gerindra.

"Bahkan kita juga mendengar dari berbagai pihak, Pak Jokowi juga ingin mengajak Gerindra bergabung dalam pemerintahnya, dan juga menawarkan berapa kursi menteri. Itu yang pernah kita dengar, dan bahkan saya mendengar tawaran itu sendiri dari berbagai tokoh di pihak Pak Jokowi. Tapi sekali lagi itu hak mereka ingin berharap seperti apa," tutur Andre kepada wartawan, Kamis (6/6/2019).

Namun tawaran itu dibantah oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin. TKN meminta Gerindra untuk tidak kegeeran

"Jangan dulu kegeeran ya, jangan geer, deh. Ketemu saja belum dengan Partai Gerindra, kok sudah merasa ditawari kursi menteri di kabinet," kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan.

 

 

KOMENTAR