Harga Minyak Terus Melonjak: Pasokan BBM Rusia Terganggu

Sifi Masdi

Wednesday, 17-09-2025 | 09:31 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak dunia kembali menguat pada perdagangan Rabu (17/9/2025), dipicu kekhawatiran terganggunya pasokan dari Rusia akibat serangan drone Ukraina, serta antisipasi pasar terhadap keputusan Federal Reserve (The Fed) mengenai suku bunga acuan.

 

Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent naik US$1,03 atau 1,5% menjadi US$68,47 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat US$1,22 atau 1,9% menjadi US$64,52 per barel.

 

Kenaikan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap berkurangnya suplai global di tengah ketegangan geopolitik yang semakin memanas.

 

Perusahaan pipa minyak Rusia, Transneft, memperingatkan adanya kemungkinan pemangkasan produksi setelah serangan drone Ukraina menargetkan pelabuhan ekspor dan kilang utama Rusia.

 


BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan: IHSG Berpeluang Menguat

Harga Emas Global Terus Menguat: Dipicu Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Harga Minyak Naik Tipis: Pasar Cermati Potensi Sanksi Terhadap Rusia


 

Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina semakin intensif menyerang infrastruktur energi Moskow, termasuk terminal minyak di Primorsk yang terganggu pekan lalu. Kondisi ini terjadi di tengah mandeknya upaya diplomasi perdamaian.

 

Menurut analis JP Morgan, serangan ke terminal ekspor lebih diarahkan untuk membatasi kapasitas Rusia menjual minyak ke pasar global. “Yang lebih penting, serangan ini menunjukkan meningkatnya kesediaan untuk mengganggu pasar minyak internasional, yang berpotensi menambah tekanan kenaikan harga,” tulis JP Morgan.

 

Goldman Sachs memperkirakan serangan Ukraina telah mematikan sekitar 300.000 barel per hari kapasitas kilang Rusia sejak Agustus dan berlanjut hingga September. Kondisi ini berimbas pada pasar energi lain, termasuk solar.

 

Futures solar AS tercatat melonjak 2,5%, melampaui kenaikan harga WTI maupun bensin. Analis energi StoneX, Alex Hodes, menilai kerusakan signifikan pada kilang Rusia bisa mendorong permintaan ekspor solar dari AS, sekaligus mempertahankan tren inverted forward curve di pasar bahan bakar.

 

Selain faktor geopolitik, perhatian pasar juga tertuju pada hasil rapat kebijakan The Fed yang berlangsung 16–17 September. Bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga, yang berpotensi merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan energi, termasuk minyak mentah.

 

Namun demikian, analis tetap berhati-hati terhadap prospek kesehatan ekonomi AS secara keseluruhan. Pasar juga memperhitungkan dinamika stok minyak mentah AS. Jajak pendapat Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin diperkirakan turun pekan lalu, sementara stok distilat kemungkinan meningkat. Data resmi akan dirilis pada Rabu (17/9) pukul 14.30 GMT.

 

 

 


 

 

KOMENTAR