Ini Kata Sri Mulyani Soal Tantangan Ekonomi 2019

Sifi Masdi

Monday, 24-09-2018 | 19:26 pm

MDN
Menteri Keuangan Sri Mulyani [ist]

 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati  optimis dengan perkembangan ekonomi tahun 2019.”

 

Jakarta, Inako

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan perkembagan ekonomi Indonesia di tahun 2019. Ia merasa optimis terhadap ekonomi 2019 yang sudah mulai dirasakan dari paruh kedua tahun lalu. Kinerja ekspor Indonesia mulai mengalami peningkatan dari sebelumnya yang mengalami kontraksi karena kondisi ekonomi dunia.

"Untuk di 2018 optimisme muncul di semester II-2017 menggambarkan pick up growth muncul dari sisi agregat demand dan agregat supplyDemand ekspor positif tadinya mulai 2014 always kontraksi," kata Sri Mulyani dalam acara Indonesia Economic Outlook Forum di Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018).

Akan tetapi, peningkatan ekspor tidak lebih tinggi dari impor. Peningkatan impor, kata Sri Mulyani, terjadi pada impor barang modal dan bahan baku yang mencerminkan adanya investasi.

"Ternyata percepatan impor lebih cepat dibandingkan ekspor, sehingga current account deficit (CAD) semester I-2018 US$ 13,5 miliar," ujar Sri Mulyani.

Mengenai defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), Sri Mulyani mengatakan angka tersebut akan semakin turun rasionya terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit APBN tahun depan ditargetkan mendekati 2% terhadap PDB dan tahun depan lebih rendah lagi.

"Fiscal policy juga mengikuti undang-undang di bawah 3%. Sekarang mendekati 2%, tahun depan turun lagi," ujar Sri Mulyani.

Tantangan ekonomi Indonesia tahun depan juga masih dihadapi oleh rencana kenaikan suku bunga The Fed. Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) tersebut akan mempengaruhi arus modal yang masuk ke negara berkembang termasuk Indonesia.

"Bunga The Fed naik dan tightening terjadi dan policy Amerika Serikat membuat memunculkan dinamika capital flow," tutur Sri Mulyani.

Untuk merespons hal tersebut, sejumlah kebijakan juga dilakukan untuk meredam dampak dari faktor eskternal tersebut. Penyesuaian suku bunga acuan hingga intervensi di pasar uang dilakukan otoritas moneter.

"Policy nation nya apa suku bunga, exchange rate dan intervensi," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di level 5,3% atau sedikit lebih tinggi dari target tahun ini di 5,2%. 

 

 


 

KOMENTAR