Komentar atas pidato Presiden Jokowi di Sidang Majelis Umum PBB 23 September 2022

JAKARTA, INAKORAN
Beberapa jam yang lalu Presiden Joko Widodo berpidato di Session 76 Sidang Majelis Umum PBB.
Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Presiden RI tentang tantangan penanganan COVID-19 secara global dihadapkan pada problem ketimpangan vaksin dan belum adanya kesepakatan global mengenai persyaratan mobilitas antar negara terkait standar vaksin, test COVID-19 dan syarat kesehatan lainnya. Presiden RI juga menyampaikan keprihatinan atas situasi memburuk di Afghanistan menyangkut intoleransi dan hak-hak perempuan, juga situasi terkini di Myanmar dikaitkan dengan peran Indonesia yang mendorong ASEAN mengambil peran yang signifikan.
Deforestasi diklaim juga telah diatasi secara signifikan sebagai bukti Indonesia berkomitmen pada langkah-langkah untuk memperbaiki bumi sesuai dengan komitmen global penanganan perubahan iklim dan mendorong ekonomi hijau.
BACA:
Liem Sioe Liong, Bisnis, Pancasila dan Pelayanan Keliling Administrasi Kependudukan IKI
Pada bagian akhir, disampaikan kesiapan Indonesia menjadi Presidensi G-20 di tahun 2022 dengan thema Recover Together, Recover Together. Indonesia menjanjikan pada masa Presidensi G-20 akan memperjuangkan inklusivitas dan kelompok-kelompok terpinggirkan.
Seharusnya pidato itu bisa menjadi cermin bagi realitas Indonesia. Angka kasus COVID-19 memang melandai tapi ketimpangan atas akses vaksinasi masih njomplang.
Tantangan atas kebijakan-kebijakan yang intoleransi dan memarginalisasi perempuan di Indonesia juga masih terjadi. Bencana alam akibat krisis ekologi juga datang bertubi-tubi.
(Wahyu Susilo, Direktur Eksekutif Migrant CARE)
TAG#WAHYU SUSILO, #MIGRAN CARE, #JOKOWI, #PBB
198734430
KOMENTAR