Liem Sioe Liong, Bisnis, Pancasila dan Pelayanan Keliling Administrasi Kependudukan IKI
JAKARTA, INAKORAN
Sekarang Pancasila bisa lebih dimengerti dan dihayati secara penuh. “Jadi disamping kita harus kerja, kita harus mengamalkan Pancasila” Liem Sioe Liong, Tokoh Bisnis terkemuka Indonesia.
Kesan itu dipaparkan pengusaha papan atas itu, saat mengikuti penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau dikenal P4 untuk para pengusaha pada era pemerintahan Presiden Soeharto.
Pengusaha Liem Sioe Liong, adalah salah satu dari taipan di Indonesia yang menaruh perhatian pada pengamalan Pancasila dalam wujud pelayanan keliling terhadap warga lemah, miskin, tertindas dan difabel (LMTD) yang dikelola oleh sebuah yayasan Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI).
Selain Liem Sioe Liong, masih ada nama Murdaya Widyawimarta Poo atau biasa dipanggil Murdaya Poo, Osbert Lyman, Francicus Welirang, Robert Njo, Anton Setiawan dan Leopard Lyman.
Nama yang tetera di atas adalah para pengusaha Tionghoa, jarang tampil di kamera televisi nasional, bekerja dalam senyap memfasilitasi pembuatan dokumen kependudukan bagi warga MLTD.
BACA JUGA:
Darah IKI dibalik 15 Tahun Melayani Negeri
11 Agustus 2021, menandai satu setengah dekade atau lima belas tahun IKI berdiri (11 Agustus 2006) berkiprah melayani sesama, mengamalkan Pancasila dalam memfasilitasi dokumen kependudukan.
Ruh Pancasila bukan pada jargon, pernyataan politik serba populer meraih dukungan politik.
Pelayanan keliling yang difasilitasi Institut Kewarganegaraan Indonesia bagi warga MLTD adalah pembumian pancasila dalam perspektif kekinian.
Nafas pelayanan keliling yang dilakukan IKI saat ini adalah transformasi dari refleksi yang panjang para pengusaha terhadap kemanusiaan, yang tidak saja peduli pada tataran wacana, mereka rela merogoh kocek pribadi membiayai kegiatan pelayanan keliling sebagai pengamalan sila-sila, dari lima sila Pancasila.
BACA:
Albertus Pratomo: Transformasi IKI dan Dukungan Terhadap Program Disdukcapil
Membayar gaji karyawan, mengelola usaha hingga menanggung hidup keluarga pekerja dari gaji yang didapat, adalah pengamalan Pancasila dalam ekosistem bisnis.
Pemerintah dalam sebuah negara membuat regulasi mulai dari fiskal, moneter hingga kebijakan politik untuk mengantar warganya menuju kebahagian lahir batin dan salah satunya memberikan dokumen kependudukan kepada warga negara.
Namun demikian pekerjaan besar itu tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah sendirian, keterlibatan warga bangsa, termasuk pengusaha yang terpanggil untuk membiayai kegiatan itulah wujud, pengamalan Pancasila.
Para pengusah pencetus IKI tidak juga bekerja sendirian dalam operasonal pelayanan.
Dalam catatan IKI masih ada tokoh plural seperti Slamet Effendy Yusuf, Indradi Kusuma dan para peneliti, pengurus Institut Kewarganegaraan Indonesia atau dikenal IKI,
Mereka adalah:
KH Saifullah Ma`shum, tokoh NU sekaligus Peneliti Senior IKI, Albertus Pratomo, Sekretaris Umum sekaligus Peneliti Senior IKI dan Rikard Bagun, Ketum IKI, Roficul Umam, Eddy Setiawan, Mahendra Kusumaputra, Swandy Sihotang dan Peneliti Hosti Prasetyadji.
Mereka merubah sejarah, menciptakan monumen untuk dilegacikan bagi anak bangsa hari ini dan, selama-lamanya (HB).
TAG#LIEM SIOE LING, #IKI, #Liem
181735901
KOMENTAR