KontraS Sebut Prabowo Berlindung di Balik Dukungan Aktivis ‘98

Timoteus Duang

Thursday, 14-12-2023 | 13:49 pm

MDN
Deputi Koordinator KontraS Andi Muhammad Refaldy dalam Konferensi Pers di Kantor KontraS, Senen Jakarta Pusat, Minggu (10/12/2023). FOTO: Inakoran/Tommy Duang

 

JAKARTA, INAKORAN.COM

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai capres nomor urut 2 Prabowo Subianto tidak menunjukkan komitmen menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

 

Menurut Deputi Koordinator KontraS Andi Muhammad Refaldy, sikap Prabowo itu ditunjukkan melalui jawabannya ketika ditanyai soal isu pelanggaran berat HAM masa lalu oleh capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam Debat Perdana Capres 2024 di Gedung KPU, Selasa (12/12/2023).

“Alih-alih menjawab dengan mengemukakan strategi yang akan dilakukan untuk menuntaskan kasus, capres nomor 2 justeru berlindung di balik dukungan aktivis ’98 kepadanya,” ungkap Andi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (14/12/2023).

Ganjar melontarkan dua pertanyaan pada Prabowo terkait pelanggaran HAM. Salah satunya soal kuburan para korban peristiwa ’98.

Baca juga: Prabowo Joget Tak Perhatikan Konteks, Pakar Psikologi Forensik: Bisa Jadi Senjata Makan Tuan

“Di luar sana banyak menunggu Ibu-ibu, apakah Bapak bisa membantu menemukan di mana kuburnya yang hilang agar mereka bisa berziarah?” tanya Ganjar.

Menanggapi pertanyaan itu, Prabowo menyebut Ganjar terlalu tendensius. Pasalnya, isu pelanggaran HAM berat masa lalu dinilai sengaja dimunculkan lima tahun sekali ketika elektabilitas Prabowo sedang bertengger di puncak.

Lebih jauh, Menteri Pertahanan itu mengklaim diri sebagai sosok yang dengan keras membela Hak Asasi Manusia, yang ditandai dengan adanya dukungan dari para aktivis ’98 dalam pencapresannya di 2024 ini.

Baca juga: KPU Tegur Gibran Karena Kompori Pendukung dalam Debat Capres

“Saya tadi katakan saya merasa bahwa saya yang sangat keras membela Hak Asasi Manusia. Nyatanya orang-orang yang dulu ditahan, tapol-tapol yang katanya saya culik, sekarang ada di pihak saya, membela saya.”

KontraS menilai, dukungan para aktivis ’98 itu dijadikan sebagai tameng oleh Prabowo untuk melindungi diri.

Dalam pembahasan tentang HAM di Papua, Prabowo menunjukkan gestur joget gemoy yang selama ini kerap dilekatkan padanya.

Baca juga: Anang Hermansyah: Kalo Ganjar-Mahfud, Aku Sih Yesssss

Padahal saat itu dirinya tengah berdebat dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan soal masalah utama yang dialami orang-orang Papua.

Pakar psikologi forensik Reza Indrari Amriel menilai, joget gemoy Prabowo yang tidak sesuai konteks ini merupakan bentuk pengalihan perhatian audiens atas menurunnya kemampuan berpikir strategis dan tuntas.

 

KOMENTAR