Kritik Gimmick Gibran, TPN Ganjar-Mahfud: Seharusnya Tunjukkan Anak Muda Punya Etika dan Sopan Santun

Saverianus S. Suhardi

Monday, 22-01-2024 | 14:55 pm

MDN
Gibran dan ayahnya Presiden Jokowi [Foto: Ist]

 

Jakarta, Inakoran.com

Gimmick yang ditunjukkan oleh calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka dalam debat kedua cawapres mendapat sorotan dari banyak pihak. Tingkahnya yang dianggap merendahkan kandidat lainnya ramai-ramai dikritik.

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyebut gimmick yang ditunjukkan Gibran memberikan pelajaran politik yang kurang elok, terutama bagi anak-anak muda.

BACA JUGA: Yenny Wahid Sayangkan Debat Cawapres Abaikan Substansi dan Etika

“Bahwa kemudian ada yang sengaja menjatuhkan itu memang memberikan pelajaran politik yang kuang baik, terutama untuk anak muda,” kata Dewan Penasihatn TPN Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid usai debat yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada Minggu (21/01/2024) malam.

Mulanya, Yenny menilai gimmick yang dilakukan oleh Gibran selama debat terkesan melecehkan cawapres lainnya.

“Itu kesannya melecehkan sekali ya. Nggak perlu seperti itu. Apalagi tokoh-tokoh yang ada sudah dianggap oleh publik untuk tampil sebagai cawapres, sehingga rasa hormat mesti ada dalam debat,” kata Yenny.  

Putri Gus Dur itu khawatir gimmick tersebut membuat masyarakat menilai bahwa anak muda tidak punya rasa hormat dan etika. Itu sebabnya dia berharap, cawapres yang merasa diri sebagai representasi anak muda harus menunjukkan bahwa anak muda punya etika dan bisa menghargai orang lain.

“Kita tidak ingin masyarakat nilai anak muda tidak punya rasa hormat dan etika. Mereka yang merasa anak muda harus menunjukkan bahwa anak muda itu punya etika, bisa mengekspresikan rasa penuh hormat kepada orang lain,” terang Yenny.

BACA JUGA: Anies Baswedan Sebut Cak Imin dan Mahfud MD Kompak Jaga Marwah Debat

Selain itu, Yenny juga menjelaskan etika tidak ada kaitannya dengan batas usia, bahwa setiap orang mesti menghargai yang lain. Hal itu mesti ditunjukkan oleh setiap kontestan agar masyarakat meneladaninya.

“Kita menunjukkan bahwa usia berapa pun, tetap menghargai orang lain. Dan bahwa rakyat Indonesia membutuhkan teladan soal sikap, dalam hal penyampaian ekspresi yang positif, sehat, dan teladan memperlakukan orang lain secara hormat.”

Sementara itu, analisis yang dilakukan oleh Drone Emprit  usai debat menunjukkan sentimen negatif terhadap Gibran di media sosial mencapai 60 persen, tertinggi dibandingkan dengan Mahfud MD yang hanya 12 persen dan Muhaimin Iskandar enam persen.

Sebaliknya, sentimen positif atau pembicaraan yang mengarah pada hal-hal positif tentang Gibran hanya 33 persen, terendah dibandingkan sentimen positif terhadap Mahfud yang mencapai 79 persen dan Muhaimin Iskandar 80 persen.

 

KOMENTAR