Meghan Markle Terancam Kehilangan Status sebagai Warga Negara AS, Ini Penyebabnya

Sifi Masdi

Monday, 01-07-2019 | 16:17 pm

MDN
Meghan Markle, Pangeran Harry dan putranya Archie [ist]

London, Inako

Amerika Serikat (AS) kemungkinan melarang istri Pangeran Harry, Meghan Markle, masuk ke AS jika dia memilih untuk menjadi warga negara Inggris. Meghan Markle sekarang ini memiliki dua kewarga negaraan, yakni Inggris dan Amerika Serikat.

Seperti dirilis dari mirror.co.uk, Minggu (30/6/2019), pemerintah Amerika Serikat sedang memperketat aturan hukum yang menargetkan para wajib pajak negara itu yang ada di luar negeri. Berdasarkan hukum Amerika Serikat, seluruh masyarakat negara itu harus membayar pajak terlepas mereka tinggal di Amerika Serikat atau tidak.

Terkait dengan Meghan Markle, satu-satunya cara agar dia tidak lagi membayar pajak pada pemerintah Amerika Serikat yakni dengan melepaskan status kewarganegaraannya. Namun sampai Juni 2019, mantan artis itu belum memperlihatkan sinyalemen untuk melakukannya.

Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, melepaskan status kewarganegaraan bisa menjadi alasan menolak seorang mantan warga negara masuk kembali ke Amerika Serikat. Salah satu politikus Inggris yang juga telah melepaskan status warga negara Amerika Serikat adalah Boris Johnson, yang saat ini kandidat kuat Perdana Menteri Inggris.

Johnson lahir di kota New York, Amerika Serikat. Dia ke Inggris pada usia lima tahun dan melepaskan status kewarganegaraan Amerika Serikat pada 2016 atau persisnya setelah ditagih membayar pajak dalam jumlah cukup besar untuk penjualan rumahnya di ibu kota London, Inggris.

Sepanjang 2016 ini, lebih dari seribu warga negara Amerika Serikat melepaskan status kewarga negaraannya. Aturan soal pajak ini telah diperketat sejak 2016.

Archie, putra Meghan Markle dan Pangeran Harry, yang berstatus dwi kewarga negaraan, kemungkinan akan diberikan pengecualian oleh pemerintah Amerika Serikat karena dia adalah anggota kerajaan Inggris. Namun Paul Miller, akuntan asal New York dari Miller & Company, mengatakan kemungkinan itu diragukan karena Amerika Serikat sekarang sedang punya utang besar sehingga setiap dolar akan mereka kejar.


 

 

 

KOMENTAR