Mencegah Dampak Paparan Teknologi, Jepang Sahkan Peraturan Pembatasan Penggunaan Ponsel Pintar, Hanya 2 Jam Perhari, Bisa Ditiru Indonesia

Binsar

Tuesday, 23-09-2025 | 06:15 am

MDN
Foto yang diambil pada 22 September 2025 menunjukkan rapat dewan kota di Toyoake, Prefektur Aichi (ist)

 

 

Jakarta, Inakoran

Majelis kota di Jepang bagian tengah pada hari Senin meloloskan peraturan yang merekomendasikan semua penduduk membatasi penggunaan telepon pintar, konsol permainan video, dan perangkat digital lainnya hingga dua jam sehari di luar pekerjaan dan sekolah, meskipun tidak akan ada hukuman.

Peraturan yang diberlakukan di Toyoake, Prefektur Aichi, ini muncul di tengah kekhawatiran akan dampak paparan teknologi yang berlebihan dan diyakini sebagai yang pertama di Jepang. Peraturan ini dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Oktober.

 

Meskipun mengakui perlunya telepon pintar, tablet, dan perangkat digital lainnya, peraturan tersebut memperingatkan bahwa penggunaan streaming video secara berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk, termasuk kurang tidur dan berkurangnya interaksi keluarga.

Peraturan tersebut menghimbau anak-anak sekolah dasar untuk tidak menggunakan telepon pintar setelah pukul 9 malam dan siswa sekolah menengah pertama dan yang lebih tua untuk melakukannya setelah pukul 10 malam, dengan menyatakan bahwa "tidur yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan fisik dan mental" untuk semua anak di bawah usia 18 tahun.

Peraturan tersebut mendesak wali untuk menetapkan peraturan rumah tangga untuk penggunaan perangkat, dan kota berjanji untuk membangun sistem di mana ia menerima konsultasi dari orang tua.

 

Melansir Kyodonews, Wali Kota Toyoake Masafumi Kouki mengatakan bahwa kota itu menetapkan batas waktu penggunaan telepon pintar dalam peraturan tersebut berdasarkan pedoman tidur sehat dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan, dengan menghitung rata-rata waktu penggunaan pada hari kerja sebesar dua jam dan menyimpulkan bahwa melebihi waktu tersebut dapat mengakibatkan kurang tidur.

Paparan teknologi dapat memiliki dampak positif, seperti mendukung pembelajaran dan pengembangan keterampilan digital. Akan tetapi, teknologi juga memiliki dampak negatif yang serius, seperti gangguan perkembangan bahasa dan sosial, masalah kesehatan fisik dan mental (obesitas, sulit tidur, depresi, kecemasan), risiko terpapar konten negatif dan cyberbullying, serta potensi kecanduan. Penting untuk mengawasi dan membatasi penggunaan teknologi agar anak dapat merasakan manfaatnya tanpa terjerumus dalam dampak negatifnya. 

 

 

 

KOMENTAR