Menyesuaikan Diri dengan Selera Pendengar, Justin Bieber Jadi Superstar

Sifi Masdi

Saturday, 02-03-2019 | 17:05 pm

MDN
Justin Bieber dan istrinya Hailey Baldwin [ist]

Jakarta, Inako

Pada tahun 2014, Justin Bieber terlibat dalam pergaulan negatif, mulai dari mengemudi tanpa lisensi, hingga menggunakan obat-obatan terlarang. Bahkan, sempat muncul petisi di Amerika Serikat (AS), untuk mendeportasi Justin Bieber.

Melansir dari CNBC Internasional, pada tahun 2016 terjadi perubahan besar-besaran dalam diri pria kelahiran 1 Maret 1994 ini. Bieber terlihat lebih dewasa.

Dirinya pun berhasil menorehkan prestasi dengan memenangkan penghargaan Grammy, atas tur album ke-4nya di lebih dari 100 kota seluruh dunia. Tak hanya itu, Celebrity Net Worth mencatat, kekayaan bersih Bieber dari hasil karyanya dalam dunia tarik suara, mencapai US$ 200 juta. Dia juga berada di puncak daftar selebriti di bawah usia 30 tahun dengan penghasilan tertinggi versi Forbes.

Lantas, apa yang mendasari perubahan Bieber ini?

Menurut Jim Joseph, Americas president of Cohn & Wolfe Public Relations, seorang selebriti harus mampu membaca pergerakan budaya populer, serta menyesuaikan diri. Bieber pertama kali terkenal, sekitar tahun 2013 melalui kanal youtube. Dengan paras tampannya serta penampilan yang mengikuti trend masa itu, sukses membuat lagu pertamanya "Baby" booming.

Seiring berjalannya waktu, para penggemar Bieber yang rata-rata perempuan ini, juga beranjak dewasa, dan tentunya gaya hidup mereka, penampilan, dan genre lagu juga berubah. Mau tidak mau, Bieber harus beradaptasi dengan semua ini agar bisa bertahan di dunia entertainment.

"Dia harus cukup dewasa untuk bertahan di standar penggemar sendiri dan untuk tumbuh melampaui itu," jelas Jospeh.

Ia menambahkan "Tantangannya jauh lebih tinggi, sebagai orang dewasa dan dia perlu membuktikan nilainya dalam hiburan agar tetap sesuai dengan budaya populer masa kini."

Para penggemar tak lagi hanya memandang paras dan penampilan, tapi kini lebih mengutamakan kualitas karya dan attitude.

Dan benar saja, setelah perubahan citra diri secara total, album "Purpose" miliknya yang dirilis Bulan November lalu, terjual lebih dari 1 juta copy hanya dalam beberapa minggu. Begitu juga dengan album "Believe" dan tur-nya di 114 kota seluruh dunia, yang telah menghasilkan hampir US$ 70 juta dari penjualan tiket, meski baru 67 pertunjukan.

Ketika musik dengan genre EDM atau Electro Dance Music sedang trend, Bieber kemudian berkolaborasi dengan duo Skrillex serta Diplo, dan kembali meraih penghargaan grammy atas single-nya yang berjudul "Where Are U Now".

Tentu saja ini merupakan strategi yang baik, mengingat rekan kolaborasinya juga bintang besar yang sedang naik daun. Hal ini membuat penggemar Bieber semakin bertambah, dan semakin melanggengkan popularitasnya.

"Dia bisa menjaga citra dirinya dalam berita, apakah itu berita baik atau buruk. Dia juga terbuka tentang kehidupan publiknya, yang membuatnya lebih bisa dipercaya," kata Joseph.

"Berkolaborasi bersama bintang-bintang lain yang sedang relevan dengan budaya saat ini, dia dapat meningkatkan kredibilitas musiknya, dia juga 'membeli' penggemar mereka dalam proses ini. Ya, ini cara yang sangat cerdas untuk melanggengkan citra Anda sebagai bintang, melalui bintang yang lain."

 

 

 

 

KOMENTAR