Nikel Indonesia dan Pasar Global

Oleh : Wahyu Purnomo Aji, Pendidik, Pemerhati Industri Mobil Berbasis Listrik
Bagian: Ketiga dari 3 tulisan
Jakarta, Inako
Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun 1980 pada era Presiden Soeharto dan lebih sering lagi pada pertengahan 1990-an
Saat ini perdagangan dan investasi antar negara sudah memposisikan saling ketergantungan terkait ekonomi dunia hampir berabad-abad yang lalu.
Saat ini perusahaan-perusahaan besar mengatur produksinya pada skala dunia, setiap langkah diharapkan ada nilai tambah. Dari penelitian dan pengembangan, hingga pengolahan bahan baku, produksi suku cadang, perakitan komponen, dan pemasaran produk akhir.
BACA JUGA: Posisi Nikel Indonesia diantara Pasar AS dan China.
Ketika globalisasi berlangsung, maka kesejahteraan ekonomi individu akan semakin dipengaruhi oleh kekuatan pasar global dan dipengaruhi oleh situasi keamanan.
BACA JGA: Orang dalam istana bernama Meghan Markle 'Me-Gain' dan 'Di Lite'
Pengaruh pandemi virus Corona C19 ini jelas sekali sangat berimbas pada aktivitas pasar global tersebut.
Berdasarkan berita terakhir Pemerintah AS dalam hal ini PT. Freport Indonesia telah menunda pembangunan penambahan nikel di Gresik hingga tahun 2021 karena situasi dan kondisi saat ini yang kurang menentu akibat pandemi virus corona C19 di negara AS dan pengalihan modal untuk penanganan pandemi virus C19 serta adanya program PSBB dibeberapa wilayah pulau Jawa.
BACA JUGA: Ancaman Polusi: Alih Teknologi Mobil Elektrik Jadi Andalan Produsen Otomotif Dunia
AS dan Eropa masih disibukkan dengan perang melawan Pandemi C19 sementara negara China dan sekitarnya sudah mulai bangkit terbebas dari virus ini. Hal ini dapat memicu kecemburuan ekonomi dan perdagangan, ibarat permainan sepakbola saat ini China telah diberikan kesempatan untuk melakukan tendangan finalti ke gawang AS disaat para pemainnya sedang kelelahan.
Perusahaan China mulai bangkit dari pandemi virus corona C19 dan perekonomian mulai tumbuh normal dengan begitu kebutuhan akan energi dan sumber daya mineral serta transportasi juga perdagangan meningkat secara signifikan. Demikian pula dengan negara-negara uni Eropa masih disibukkan dengan penanganan pandemi virus C19.
BACA JUGA: Dalma Maradona - Aktris dan Penyanyi
Situasi ini menghambat perdagangan untuk produk ekspor AS dan Eropa, maka membuka peluang bagi produk ekspor Indonesia ke pasar China. Produk ekspor kita yang dapat memanfaatkan peluang pasar China terutama minyak sawit, aluminium dan bijih nikel andalan kita saat ini untuk tetap menopang devisa negara.
BACA JUGA: Nikel Indonesia dan Industri Kendaran bebasis Listrik
Harapan kita semua wabah pandemi virus corona C19 cepat berlalu dan semua negara khususnya Indonesia kembali bangkit dari keterpurukan akibat pandemi tersebut sehingga kita bisa beraktivitas seperti semula dan perekonomian nasional berjalan dengan baik.
TAG#NIKEL, #BISNIS, #MOBIL LISTRIK
190215735
KOMENTAR