Posisi Nikel Indonesia diantara Pasar AS dan China
Oleh : Wahyu Purnomo Aji, Pendidik, Pemerhati Industri Mobil Berbasis Listrik
Bagian: Pertama dari 3 tulisan
Jakarta, Inako
Beberapa bulan yang lalu salah seorang sahabat saya berkunjung ke negeri tirai bambu China (Tiongkok) karena ditugaskan oleh perusahaan tempat dia bekerja untuk survey serta pembelian barang guna peningkatan mutu dan produktivitas industri perusahaannya.
Kurang lebih sebulan disana sekembalinya dari Tiongkok dia bercerita panjang lebar tentang kemajuan pesat teknologi otomotif di negara tersebut.
BACA JUGA: Toyota Lakukan Standarisasi Mobil Yang Terhubung - Apple Car Play & Android Auto
Pada beberapa kota kota besar di China hampir semua kendaraan bermotor tidak mengeluarkan bunyi kebisingan, tidak ada suara deru mesin dan knalpot padahal lalu lintas ramai ternyata mereka sudah menggunakan teknologi bahan bakar listrik (baterai/accu) dan tidak lagi mengkonsumsi bahan bakar minyak, hanya pada beberapa kota kecil dan desa yang masih menggunakan BBM hal tersebut juga dibatasi suplai pengiriman BBM-nya.
Saya penasaran dengan cerita tersebut saya sempatkan browsing di internet ternyata benar di negara China telah menerapkan kebijakan wajib menggunakan kendaraan listrik dan itu sudah berjalan lebih dari 5 tahun yang lalu bahkan beredar aturan mulai tahun 2021 mendatang kendaraan di China wajib menggunakan mobil bermesin listrik saat melintasi wilayah-wilayah tertentu.
BACA JUGA: Mobil Listrik: Porsche Mission E Bermerek Taycan
Seperti wilayah konservasi lingkungan dan wilayah tertentu lainnya yang sudah diatur dalam undang-undang, demi menjaga polusi udara disana.
Mengapa beberapa tahun terakhir Pemerintah China merangkul begitu mesra dengan negara kita, karena mereka punya maksud tertentu juga yaitu adanya
kepentingan pada industri otomotif mereka yaitu mobil listrik.
Komponen utama mobil listrik adalah baterai atau accu, battery ion lithium ini bahan baku utamanya adalah nikel dan Indonesia adalah gudangnya !
Indonesia merupakan salah satu negara yang akan merajai industri otomotif tenaga listrik (baterai) mengalahkan industri otomotif Eropa maupun Amerika dalam tahun-tahun mendatang.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam dan mineral, baik di darat maupun di laut.
Kekayaan alam Indonesia yang sangat luar biasa ini jelas sangat punya posisi nilai jual yang tinggi bagi negara-negara industri yang sedang maju pesat saat ini seperti China untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan antara kedua negara.
Hubungan Indonesia dan China semakin menguat atas kesatuan Visi Kemitraan Strategis 2030 antara China dan negara-negara anggota Asean. Dengan adanya visi ini, hubungan dagang, investasi dan arus turisme akan meningkat tajam di kawasan Asean terlebih ke Indonesia.
BACA JUGA: 5 Perguruan Tinggi Lakukan Kolaborasi Bikin Mobil Listrik Nasional
Semenjak era globalisasi Indonesia sudah lama menjin hubungan perdagangan dengan negara-negara luar.
Baik secara bilateral maupun melibatkan beberapa negara dalam satu kawasan regional.
Jalinan hubungan perdagangan dilihat dari partisipaai Indonesia secara aktif pada penjanjian perdagangan bebas di ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Kemudian hubungan dagang dengan Korea Selatan dan menjadi anggota World Trade Organization (WTO).
Globalisasi adalah fenomena suatu pertukaran pandangan dunia yang melibatkan integrasi ekonomi, budaya, kebijakan pemerintah, teknologi, ilmu pengetahuan dan gerakan politik di secara mendunia.
BACA JUGA: Menko Luhut : Indonesia Permudah Peraturan Mobil Listrik
Berdasarkan informasi Data Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional (BKPM), negara China merupakan negara keempat terbesar penyumbang investasi asing langsung bagi Indonesia setelah Singapura, Jepang dan Malaysia.
Indonesia merupakan negara yang memiliki tambang nikel terbesar nomor satu di dunia dan disusul negara Philipina namun kandungan nikel mereka lebih rendah dari kita jadi tidak masuk dalam kategori standar mutu.
BACA JUGA: Meski Pegang Duit Rp 2.000 Triliun di Tangan, Warren Buffett Ogah Lakukan Investasi
Hingga saat ini Indonesia mampu mengekspor bijih nikel ke China sebanyak 98 %. Oleh China bijih nikel ini diolah menjadi bahan baku untuk industri otomotif seperi lithium ion baterai, suku cadang mobil listrik, stainess stell dan sebagainya.
TAG#NIKEL, #wahyu, #WAHYU PURNOMO AJI, #BISNIS, #MOBIL LISTRIK, #INDUSTRI, #MAKRO, #CINA, #AS
182222213
KOMENTAR