Nilai Seorang Steve Jobs yang Terus Dikenang

Sifi Masdi

Saturday, 06-10-2018 | 15:51 pm

MDN
Steve Jobs [ist]
“Pendiri Apple Steve Jobs telah menginspirasi dunia karena selalu percaya pada inovasi dan elegansi.”

 

Jakarta, Inako

Dunia kembali mengenang kematian Steve Jobs pada Jumat (5/10/2018). Pendiri Apple itu meninggal tujuh tahun lalu. Ia wafat di usia ke-56 akibat komplikasi dan kanker pankreas.

Kendati telah tutup usia, nama Steve Jobs sukar lekang oleh waktu. Tokoh ikonik itu terlalu banyak meninggalkan legasi, berupa nilai-nilai yang membawa Apple menjadi perusahaan teknologi paling bernilai saat ini. Steve Jobs selalu percaya pada inovasi dan elegansi.

Ia tak pernah menjiplak “toko sebelah”, melainkan gencar mencari cara untuk mendobrak kemapanan industri. Idealisme ini yang membuat masyarakat selalu terbelalak setiap kali Steve Jobs, dengan gaya bicaranya yang unik dan meyakinkan, berdiri di atas panggung besar untuk meluncurkan produk-produk Apple.

iMac, MacBook, iPhone, iPad, dan iPod, bisa dibilang sebagai penemuan yang merevolusi pola hidup masyarakat modern. Lanskap industri teknologi secara umum berkiblat pada inovasi-inovasi tersebut.

Hingga detik ini, meski tak lagi dipimpin Steve Jobs, Apple tetap menjadi panutan. Faktornya bukan lagi serta-merta karena inovasi, melainkan citra brand Apple yang telah dibangun sedemikian rupa, hingga tak henti-hentinya dikagumi dan dihormati (respected). Tengok saja berapa banyak ponsel pabrikan China yang kerap disebut “iPhone KW” karena desainnya yang identik dengan iPhone sungguhan.

Belum lagi para vendor PC yang berlomba-lomba menghadirkan laptop bertubuh tipis dan ringan. Persepsi akan pentingnya laptop ringkas pertama kali ditanamkan Steve Jobs ketika meluncurkan MacBook Air pada 2008 silam.

Di bawah kepemimpinan Tim Cook

Berbicara soal Steve Jobs dan Apple di masanya, tentu tak bisa lepas dari kondisi sang raksasa Cupertino tersebut hari ini dan sang nakhkoda, Tim Cook.

Sebelum Steve Jobs meninggal, ia telah mempersiapkan Tim Cook sebagai penggantinya. Meski tak melakukan kaderisasi khusus, tetapi insting bisnis dan kepekaan Steve Jobs tak perlu diragukan.

Tentu tak mudah bagi Tim Cook untuk berperan sebagai orang yang menggantikan tokoh selegendaris Steve Jobs. Hingga kini pun ia masih terus dibanding-bandingkan.

Ada beberapa petuah Steve Jobs yang lantas diabaikan oleh Tim Cook. Misalnya saja keyakinan Steve Jobs bahwa ponsel genggam tak boleh berukuran besar. Tim Cook membantahnya dengan merilis varian “Plus”, mulai dari iPhone 6 ke atas. Bahkan, iPhone XS Max yang baru-baru ini diperkenalkan telah mengusung layar 6,5 inci.

Steve Jobs juga pernah menyindir ketika pabrikan Android membuat tablet 7 inci. Tim Cook seakan ?“melawan” Steve Jobs dengan merilis iPad Pro super jumbo yang diperuntukan bagi para pekerja kreatif.

Terlepas dari itu semua, Steve Jobs dan Tim Cook tentu punya kesamaan visi, yakni membawa Apple ke arah yang lebih baik. Tim Cook membuktikannya, setidaknya dari segi bisnis, di mana Apple menjadi perusahaan Amerika Serikat pertama yang bernilai 1 triliun dollar AS (Rp 15.000 triliun).

 

 

 

 

KOMENTAR