Peneliti: Pemain Bola Adalah Kelompok Berisiko Terkena Coronavirus

Binsar

Wednesday, 29-04-2020 | 17:50 pm

MDN
Ilustrasi [ist]

Manchester, Inako

Penelitian terbaru di Jerman dan Italia menunjukkan bahwa para pesepakbola dan atlet lain adalah kelompok yang berisiko terinfeksi virus corona.

Hasil penelitian itu membuat banyak kalangan mempertanyakan keputusan sejumlah negara yang mengizinkan kembali menggelar liga sepakbola mereka dalam waktu dekat.

 

Baca Juga: Vaksin Coronavirus Akan Rilis Bulan September

 

Penelitian, yang diproduksi oleh ahli imunologi dan spesialis paru-paru Italia yang berbasis di institut di Berlin, Roma dan Verona, menunjukkan bahwa para atlet atau pesepakbola memliki peluang besar menghirup partikel udara yang mengandung virus sehingga masuk area bawah paru-paru mereka.

COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus, dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan komplikasi seperti pneumonia dan, dalam kasus yang parah, sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

 

Dijelaskan bahwa para atlet yang tidak menunjukkan gejala sekalipun dapat memperburuk kondisi mereka dengan menginfeksi paru-paru mereka saat aktivitas yang berat.

Sebagaimana diketahui, sepak bola di semua liga utama Eropa terhenti saat wabah corona merbak di semua negara di dunia dan hingga saat ini belum ada kepastian kapan akan dilanjutkan.

Badan sepak bola Eropa UEFA telah menetapkan batas waktu 25 Mei bagi liga untuk menjabarkan rencana mereka untuk memulai kembali liga mereka.

 

Baca Juga: Usul Afrika Sebagai Daerah Uji Coba Vaksin Virus Corona, Drogba Marah Kepada Dua Profesor Prancis

Baca Juga: FIFA Siapkan Dana US$ 150 Juta Untuk Bantu Anggota Asosiasi Mengatasi Pandemi COVID-19

 

Otoritas liga, pemerintah dan klub, sepakat bahwa pertandungan hanya bisa kembali digelar ketika kondisi aman.

Dalam proposal hasil penelitian “Model Imunologis Komprehensif Pertama COVID-19”, dua peneliti yakni Paolo Matricardi, Roberto Dal Negro dan Roberto Nisini mempertanyakan keamanan bermain saat wabah virus masih berlangsung.

"Pola pernapasan selama latihan berat berubah secara dramatis dengan peningkatan ventilasi yang luar biasa (yaitu: volume udara inspirasi dan ekspirasi), dan ventilasi alveolar khususnya," kata penulis.

 

"Atlet profesional (terutama) terpapar (jauh lebih banyak daripada individu dari populasi umum) karena mereka sering berlatih olahraga ekstrem dan tahan lama."

Para peneliti menyatakan bahwa "paru-paru ideal" dari para atlet, walaupun membantu dalam kondisi normal, secara signifikan mendukung penghirupan yang dalam dari agen-agen infeksi.

"Bahkan SARS-CoV-2 kemudian dapat menyebar dengan lebih mudah ke area terdalam paru-paru selama latihan berat, dan di sana mulai aksi agresifnya," kata mereka.

 

Baca Juga: Maradona Meminta Tangan Tuhan Untuk Mengakhiri Pandemi COVID-19

 

Sindrom Pernafasan Akut Parah Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) adalah nama yang diberikan pada coronavirus novel 2019. COVID-19 adalah nama yang diberikan untuk penyakit yang terkait dengan virus.

“Tidak secara kebetulan, sebagian besar pemain sepak bola profesional mengklaim terjadinya demam, batuk kering dan malaise (dan dispnea dalam beberapa kasus) segera setelah, atau beberapa jam setelah pertandingan resmi terakhir mereka,” catat para penulis.

KOMENTAR