Persediaan Melimpah, Harga Minyak Goreng Akan Turun?

JAKARTA, INAKORAN
Setelah libur lebaran 1443 H, harga minyak goreng diperkirakan akan turun seiring dengan melimpahnya persediaan dalam negeri. Penurunan harga itu tidak tidak berlangsung drastis tapi perlahan-lahan.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono pada Kamis (05/05/2022). "Kalau nanti kondisi melimpah pasti harga akan turun, memang tidak bisa turun langsung drastis."
Lebih lanjut Eddy menyampaikan alasan mengapa harga minyak goreng tidak bisa turun serentak. Menurut dia, pasar belum bisa secara cepat merespons kebijakan pemerintah terkait larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya.
Baca juga
Kemenhub Siapkan KA dengan Kapasitas 5.600 Orang Per Hari, Antisipasi Arus Balik
Eddy juga menyarankan agar harga jual minyak goreng di pasar kembali dipastikan.
"Untuk harga curah mesti dicek kembali harga Rp14 rb itu bisa sampai di konsumen? Atau hanya sampai di D1 (distributor) atau D2 saja, sebab biaya transport kan tergantung kondisi daerahnya," kata Eddy.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyatakan dibutuhkan waktu paling cepat tiga bulan agar harga minyak goreng curah turun ke level terendah.
Baca juga
Tiga Anak Meninggal Diduga Karena Hepatitis Akut, Ini Penjelasan Kemenkes
Lebih lanjut, Tauhid mengatakan bahwa penurunan itu pun menurutnya akan sulit memenuhi HET yang ditetapkan pemerintah.
"Itu agak susah sampai ke batas Rp14 ribu, paling 10-20% dalam 1-3 bulan. Karena kalau sudah di bawah harga keekonomian petani biasanya malas untuk memanen, dibiarkan secara alami saja. Karena untuk memanen itu biayanya tinggi," terangnya.
KOMENTAR