Priyo Budi Nilai Aturan Larangan Berkampanye di Pesantren Rugikan Kubu Prabowo

Jakarta, Inako
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo- Sandiaga Uno mengatakan larangan kampanye di pondok pesantren akan merugikan Prabowo-Sandiaga dalam menggaet suara pemilih Muslim. Menurut dia, sebagian besar dukungan untuk Prabowo – Sandiaga berasal dari kalangan pondok pesantren.
"Ya, merugikan. Boleh kami beritahukan bahwa salah satu dukungan besar justru berasal dari basis-basis pesantren," kata Priyo di Jakarta, Senin (15/10/208).
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menegaskan bahwa tujuan larangan tersebut adalah agar peserta pemilu mematuhi aturan kampanye. Larangan kampanye di pondok pesantren itu tertuang dalam pasal 280 ayat (1) huruf h Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Priyo mengakui Prabowo dan Sandiaga memang sering berkunjung ke pondok-pondok pesantren. Menurut Sekretaris Jenderal Partai Berkarya ini, Prabowo dan Sandiaga datang untuk bersilaturahmi dan meminta restu kepada para kiai.
Prabowo dan Sandiaga sebelumnya telah mengunjungi sejumlah pondok pesantren. Sandiaga misalnya, sudah bertandang ke Pondok Pesantren Daarul Rahman di Jagakarsa, Jakarta Selatan, hingga sejumlah pondok pesantren di kawasan tapal kuda, Jawa Timur. Prabowo juga sudah mengunjungi Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, yang dipimpin oleh KH Maimoen Zubair.
Priyo berjanji koalisi Prabowo - Sandiaga akan mengikuti aturan itu. Asalkan, ujarnya, aturan itu diberlakukan adil untuk semua pasangan calon. "Kalau itu diberlakukan secara adil, ya enggak apa-apa."
TAG#Pilpres 2019, #KPU, #Kampanye, #Pesantren, #Prabowo-Sandiaga
190215824
KOMENTAR