Tanggal 10 Oktober, Hari Kesehatan Mental, Kesetaraan Jiwa dan Raga

Hila Bame

Sunday, 10-10-2021 | 10:33 am

MDN
[ilustrasi]

 

JAKARTA, INAKORAN

“Sebagaimana embun yang duduk saling menyejukkan, belajar untuk saling menyejukkan di keluarga. Terutama dengan cara saling menerima dan saling mendengarkan. Sekaligus, itulah persiapan paling meyakinkan menuju usia tua.”

— Guruji Gede Prama

 

Tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Seperti sebelum-sebelumnya, ada isu dan  khusus yang diangkat di 2021 adalah: 

Kesetaraan dalam Kesehatan Jiwa untuk Semua


Mengusung isu tersebut, setiap negara diharapkan dapat memberikan akses layanan yang lebih luas dan lebih besar agar kesehatan mental lebih terjamin dan setara dengan kesehatan fisik lainnya.


BACA:  

Meditasi & Yoga Diyakini Dapat Mengurangi Stres dan Kecemasan

 


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2021 menyukil  dampak pandemi COVID-19. Disebutkan, pandemi memberikan dampak serius pada kesehatan mental seseorang.

Beberapa komunitas yang secara spesifik rentan  antara lain:
Tenaga kesehatan dan para petugas di garis depan
Pelajar
Orang-orang yang hidup sendirian
Orang-orang dengan kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya.


Kondisi Kesehatan Mental di Indonesia


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Dr Celestinus Eigya Munthe menyebut saat ini 20 persen penduduk Indonesia memiliki potensi masalah gangguan jiwa. Artinya, 1 di antara 5 penduduk berisiko mengalaminya.

Masalah lain yang dihadapi adalah terbatasnya sarana pelayanan, termasuk RS Jiwa. Dikatakan, saat ini belum semua provinsi memiliki rumah sakit jiwa sehingga tidak semua orang dengan gangguan jiwa bisa mendapat pengobatan yang semestinya.

 

“Sahabat adalah ia yang mengerti dalam-dalam makna di balik dua telinga dan satu mulut.”

— Guruji Gede Prama

 

KOMENTAR