Aset Kripto Turun Tajam: Imbas Tarif Impor Donald Trump

Sifi Masdi

Monday, 07-04-2025 | 11:25 am

MDN
Donald Trump dan aset kripto [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga aset kripto global mengalami tekanan hebat menyusul kebijakan tarif impor terbaru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Keputusan tersebut memicu kekhawatiran pasar dan mendorong investor untuk menjauhi instrumen berisiko seperti kripto.

 

Berdasarkan data CoinMarketCap per Senin (7/4/2025), harga Bitcoin tercatat anjlok 5,92% dalam 24 jam terakhir ke level US$77.407 per koin. Dalam sepekan terakhir, penurunan harga Bitcoin bahkan mencapai 7,18%. Ethereum, kripto terbesar kedua, mencatat koreksi harian lebih dalam yakni 12,92% ke level US$1.570,65 dan turun 13,07% dalam seminggu.

 

Aset kripto lainnya pun tak luput dari tekanan. XRP melemah 11,2% dalam sepekan, sementara harga BNB turun 6,52% ke US$553,96 dan terkoreksi 7,9% dalam tujuh hari terakhir.

 


BACA JUGA:

Prospek Harga Saham di Tengah Memanasnya Perang Dagang

Harga Emas Antam Anjlok Rp 23.000 per Gram: Senin (7/4/2025

Pengamat: BRICS Bakal Gunakan Stablecoin Emas Saingi Dominasi Dolar AS


 

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai penurunan tajam ini erat kaitannya dengan kebijakan tarif impor Trump. Pada Rabu (2/4/2025) lalu, pemerintahan Trump secara resmi menetapkan tarif impor sebesar 10% untuk seluruh negara, dan tarif tambahan untuk negara-negara dengan hambatan dagang terhadap AS.

 

“Kebijakan ini memicu kekhawatiran pasar. Fluktuasi Bitcoin berpotensi terus berlanjut dan bisa menyentuh titik terendah di US$75.000 per koin,” kata Ibrahim.

Ia juga menyoroti masuknya Elon Musk—salah satu tokoh penting dalam dunia kripto—ke dalam pemerintahan Trump, yang semakin menambah ketidakpastian.

 

“Sejak Trump kembali menjabat dan Elon Musk masuk ke lingkaran pemerintahan, arah pasar kripto menjadi tidak bisa diprediksi. Kondisinya benar-benar jigjag,” tambahnya.

 

Chief Economist & Global Strategist ADM Investor Services International, Marc Ostwald, menjelaskan bahwa aset kripto kini semakin berkorelasi dengan pasar tradisional seperti saham dan obligasi. Ketika ekonomi global terguncang akibat tarif impor, pasar kripto ikut terpengaruh.

 

"Investor menjadi lebih waspada terhadap risiko. Mereka mulai menarik diri dari aset berisiko tinggi seperti kripto, dan beralih ke aset yang dianggap lebih aman seperti emas," ujar Ostwald, dikutip dari Coindesk.

 

Menurut Ostwald, melemahnya selera risiko pasar menjadi faktor utama yang menjauhkan investor dari kripto. "Untuk sementara, jurang antara kripto dan emas semakin lebar. Emas kembali menjadi safe haven utama di tengah kekhawatiran global," jelasnya.

 

Disclaimer:

Harga mata uang kripto dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi. Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca.

 

KOMENTAR