Awas! Pelibatan Perempuan & Anak-anak Menjadi Modus Baru Aksi Terorisme

Inakoran

Monday, 14-05-2018 | 22:45 pm

MDN
Seorang saksi mata kasus bom bunuh diri di Gereja

Surabaya, Inako –



Saat ini, pelibatan perempuan dan anak-anak menjadi modus baru yang dipakai kelompok teroris dalam menjalankan aksinya teror mereka. Hal itu paling tidak didasarkan pada tragedi peledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya kemarin.

Modus baru itu dinilai akan menyulitkan pihak keamanan untuk mendeteksi, sebab perempuan dan anak-anak akan mempermudah aparat terkecoh oleh para pelaku teror dalam melaksanakan aksinya.

Menurut Sosiolog Universitas Airlangga Prof Bagong Suyanto, dulu calon pengantin bom bunuh diri selalu didominasi laki-laki. Sekarang, dengan percepatan informasi melalui media sosial serta perubahan pola gerakan radikal menjadi masif.

"Ini pola baru, mereka (pelaku bom bunuh diri) di Surabaya sepertinya ingin meniru di luar negeri," ujar Bagong, Minggu (13/5/2018).

Selama ini, kata Bagong, perempuan dianggap bisa mengecoh pemeriksaan. Apalagi mereka membawa anak-anak untuk ikut serta.  Berbagai kejadian membuat pelaku gerakan radikal belajar dari kegagalan mereka.

"Anak-anak ini jadi korban. Makanya saat ini yang dibutuhkan adalah gerakan bersama dari masyarakat untuk bisa mencegah terorisme," ungkapnya.

Tugas polisi, katanya, saat ini semakin sulit dengan berkembangnya jaringan teroris yang multi sektor. Pelaku bom bunuh diri bisa dilakukan semua jenis gender, umur dan latarbelakang lainnya.

Dia menambahkan, kehadiran media sosial yang dalam beberapa tahun terakhir juga menyisipkan banyak gerakan radikal. Sementara pengguna media sosial dari berbagai macam umur dan kalangan.

Para kelompok radikal, lanjutnya, saat ini sudah mengekploitasi perempuan dan anak-anak untuk suksesi gerakan mereka. Eksploitasi pada perempuan dan anak mungkin baru kali ini dilakukan di Indonesia.

"Kejadian di Surabaya bisa menjadi reverensi. Ini yang harus dicegah, jangan sampai para teroris euphoria dengan kejadian ini," jelasnya.

 

 

 

 

TAG#Terorisme

176527063

KOMENTAR