BI Optimis Tekanan Terhadap Rupiah Tahun Depan Berkurang

Sifi Masdi

Wednesday, 05-09-2018 | 05:37 am

MDN
Gubernur BI Perry Warjiyo [ist]

 

”BI bersama dengan pemerintah dan OJK serta LPS terus berkoordinasi untuk memperkecil defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Dengan langkah ini, tekanan rupiah tahun depan juga diperkirakan akan berkurang”.

 

Jakarta, Inako

Tekanan mata uang rupiah pada tahun 2018 cukup berat setelah The Federal Reserve atau Fed Fund Rate menaikkan beberapa kali suku bunga dollar AS. Tetapi pada tahun 2019, Bank Indonesia memperkirakan, tekanan terhadap rupiah berkurang. Pasalnya, kenaikan suku bunga The Fed tahun depan diprediksi hanya tiga kali dibandingkan tahun ini yang diperkirakan sebanyak empat kali.

“2019 FFR naiknya akan lebih rendah. Jadi, tekanan di 2019 tidak akan seberat tahun ini,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Jakarta, Selasa (4/9).

Menurut Perry, BI bersama dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga terus berkoordinasi untuk memperkecil defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Dengan langkah ini, tekanan rupiah tahun depan juga diperkirakan akan berkurang.

“Berbagai upaya terus dilakukan untuk menurunkan CAD ini. Ini untuk support nilai tukar," ucap dia.

Di tahun depan, BI memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sekitar Rp 14.300-Rp 14.700. Kisaran tersebut masuk dalam target yang dipatok pemerintah sebesar Rp 14.400 per dolar AS di tahun depan.

"Nilai tukar Rp 14.300-14.700 per dollar AS. Dengan rentang lebih lebar dengan melihat ketidakpastian yang kami sampaikan tadi,” katanya.


 

 

KOMENTAR