Bisnis Kuliner Tetap Jadi Primadona Bagi Pelaku Usaha Mikro

Sifi Masdi

Tuesday, 30-11-2021 | 13:06 pm

MDN
Acara pelatihan vokasional bagi usaha mikro sektor kuliner di  Bangka Belitung [dok:kemenkop]

 

 

Pangkal Pinang, Inako

Bisnis kuliner di Indonesia akan tetap jadi primadona dan memiliki potensi untuk terus berkembang. Di tengah peluang yang besar, bisnis kuliner memiliki tantangan yang menuntut pelaku usahanya mampu beradaptasi dan memenangkan persaingan, khususnya bagi Pelaku Usaha Mikro.

BACA JUGA: Realisasi Penyaluran KUR 2021 Per November Capai Rp262,95 Triliun

Data BPS menunjukkan, dari 16 sektor ekonomi kreatif, terdapat tiga sub sektor sebagai penyumbang terbesar kuliner 42%, fesyen 18%, dan kriya 15%.  Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan pelatihan vokasional salah satunya di bidang kuliner bagi Pelaku Usaha Mikro.

 

“Dalam situasi apapun, makanan minuman sangat dibutuhkan masyarakat. Bisnis kuliner salah satu usaha menjanjikan dan yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 sekaligus menjadi penopang ekonomi rakyat,” kata Sekretaris Deputi Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM AH Novie, pada pembukaan pelatihan vokasional bagi usaha mikro sektor kuliner di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:  IGC Rekonstruksi Mahamangsa di Event ke Dua Mahakarya Gastronosia

Dalam arahannya, ia mengatakan meski digempur dengan situasi sulit karena pandemi, bisnis kuliner tetap berupaya dan mampu bertahan. Pelaku usaha yang mampu bertahan adalah mereka yang bisa beradaptasi dalam bisnis ini.

Ia mengatakan untuk bertahan, produktif dan memenangkan persaingan di bisnis kuliner, tiga hal perlu diperhatikan, yaitu adaptasi, inovasi dan kreativitas serta kolaborasi, artinya berani menerapkan konsep/strategi usaha yang berbeda mulai produksi hingga pemasarannya.

“Beradaptasi dengan pemanfaatan teknologi dalam pemasaran produk. Kemudian inovasi dan kreatif untuk menghasilkan produk yang berbeda, baik nama produk, kemasan, kualitas rasa dan higienitasnya karena pada dasarnya karakter konsumen ingin selalu mencoba sesuatu yang baru, bercita rasa unik dan kesehatannya. Terakhir adalah membangun jejaring sebagai media informasi, menguatkan dan mengembangkan usaha” ucapnya.

 

BACA JUGA: 15,36 Triliun Rupiah Dana BPUM 2021 Disalurkan kepada 12,8 Juta Usaha Mikro

Tak ketinggalan, ia juga mengingatkan perubahan yang begitu cepat di era teknologi saat ini hendaknya bisa mendorong setiap pelaku usaha terhubung dengan digitalisasi dan menumbuhkan pola pikir/motivasi sebagai wirausaha yang sesungguhnya. Untuk itu, para peserta pelatihan diharapkan agar benar-benar menggali pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dari para ahli yang hadir sebagai mentor. Selain itu, ia juga mendorong agar Pelaku Usaha Mikro dapat mengakses dan memanfaatkan program-program yang ada di Kementerian Koperasi dan UKM. Seperti kemudahan berusaha dengan pendaftaran NIB (Nomor Induk Berusaha) dan sertifikasi produk seperti merek, S-PIRT, akses pembiayaan, promosi dan pemasaran, maupun bantuan hukum dan konsultasi usaha.

 Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yulizar Adnan mengatakan bisnis kuliner di daerahnya memiliki peluang yang besar terbukti walau Covid-19 melanda bisnis kuliner tetap bertahan.

Ia mengatakan dinas juga  sering melakukan pelatihan promosi digital, antara lain  kuliner jamu yang sudah menembus pasar Singapura dan saat ini sedang menjajaki pasar Jepang. Selain itu juga pendampingan untuk mendapatkan NIB, Halal dan PIRT. Ia berharap pelatihan seperti ini dapat dilakukan lebih banyak lagi.

KOMENTAR