Catat, Pertama Kali Dalam Sejarah, Harga Minyak di Bawah US$ 0 Per Barel
Jakarta, Inako
Pamdemi Covid-19 berdampak ke seluruh aspek kehidupan. Pandemi ini mendorong harga sejumlah barang melambung tinggi, sementara di sisi lain ada barang yang tidak ada harga sama sekali.
BACA JUGA: Minyak Mendorong Lebih Tinggi Setelah Kesepakatan OPEC + Bersejarah untuk Memotong Produksi
Jenis barang yang paling terpukul adalah minyak. Dalam perdagangan kemarin, Senin (20/4) harga minyak mentah berjangka Amerika runtuh. Bahkan harga berada dibawah US$ 0 per barel alias minus atau sama sekali tidak harganya. Ini merupakan pertama kali terjadi dalam sejarah dunia ini.
BACA JUGA: Harga Minyak Langsung Melonjak, Setelah Trump Telpon Putin
Semuanya ini gara-gara virus corona. Penyebaran virus ini telah membuat aktivitas manusia berhenti dan menyebabkan melimpahnya pasokan minyak.
Padahal, batas penjualan akan jatuh di Selasa (21/4/2020). Ini membuat kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk Mei turun dan sempat menyentuh -US$ 40,32 per barel sebelum akhirnya berakhir diperdagangkan pada -US$ 37,63.
BACA JUGA: Virus Corona Masih Hantui Pergerakan Harga Minyak Dunia
Sementara kontrak WTI untuk Juni diperdagangkan di US$ 22 per barel. Meski tak semerosot penjualan Mei, harga masih sangat rendah.
"Ini kontrak untuk sesuatu yang tidak ingin dibeli siapapun," kata Matt Smith, pengamat dari ClipperData seperti yang dilansir AFP.
BACA JUGA: Virus Corona Masih Hantui Pergerakan Harga Minyak Dunia
Selain karena corona, ini juga konsekuensi dari perang minyak Arab Saudi dan Rusia yang terjadi pada akhir Maret lalu. Meski sudah diputuskan akan ada pemangkasan oleh OPEC+ sekitar 10 juta barel per hari (bph) di Mei hingga Juni, keputusan dianggap telat oleh pelaku pasar.
Simak video InaTv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia sejahtera.
TAG#Minyak, #Minyak Mentah, #OPEC, #Harga Minyak, #Amerika Serikat, #Arab Saudi, #Virus Corona, #Covid-19, #Minyak Brent, #Inakoran.com, #Kontrak WTI
188650193
KOMENTAR