CEO Huawei Ingatkan Karyawannya Huawi Sedang Hadapi Krisis Hidup
Jakarta, Inako
Sanksi baru yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) pada Huawei membuat pendiri dan CEO Huawei Ren Zhengfei gusar. Dalam memo kepada karyawan dia menyebut Huawei sedang menghadapi 'krisis hidup atau mati."
Dalam memo internal tersebut, Ren Zhengfei menuliskan saat ini situasi perusahaan dalam keadaan 'pertempuran'. Ren Zhengfei memang dikenal suka menggunakan bahasa militer ketika berkomunikasi dengan karyawan.
"Sekarang perusahaan berada dalam krisis hidup atau mati, prioritas pertama kali adalah mendorong semua kru untuk berkontribusi dan yang kedua memilih dan mempromosikan talenta untuk menambah 'darah baru' ke sistem kami," tulis Ren Zhengfei, seperti dikutip dari CNBC International, Rabu (21/8/2019).
Memo internal tersebut berisi tentang rencana ke depan Huawei setelah adanya sanksi dari AS. Memo tersebut banyak membahas soal efisiensi di organisasi. Termasuk penyederhanaan struktur pelaporan, mengurangi surplus staf dan melakukan rotasi karyawan.
Dalam memo tersebut, Ren Zhengfei mendesak para staf untuk memelototi kontrak yang mereka tandatangani dengan pelanggan untuk memastikan Huawei dibayar tepat waktu dan tidak mengalami masalah arus kas.
Pada Senin (19/8/2019), Departemen Perdagangan AS kembali menangguhkan sanksi kepada Huawei selama 90 hari. Artinya dalam 90 hari ke depan Huawei masih bisa berbisnis dengan perusahaan AS tanpa lisensi.
Meski ada penangguhan, Huawei mendapat hukuman yang lebih berat dari AS karena 40 lebih perusahaannya dimasukkan ke dalam daftar hitam. Huawei dan 40 lebih perusahaannya butuh lisensi khusus untuk bisa berbisnis dengan perusahaan setelah masa penangguhan habis.
Sebelumnya, Huawei memperkenalkan operating system (OS) HongMeng atau HarmonyOS untuk mengurangi ketergantungan pada Android dan mengantisipasi berakhirnya penangguhan sanksi yang membuat ponsel Huawei tak dapat update dari Android.
TAG#Huawei, #Amerika Serikat, #China, #PerangĀ Dagang
188642614
KOMENTAR