Darmin Akui Pelemahan Rupiah akan Berdampak pada Kenaikan Inflasi
Jakarta, Inako
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menaikkan angka inflasi.
Sejauh ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah tembus di atas Rp 14.700. Bahkan rupiah hari ini (31/8) nyaris tembus Rp 14.800 per dollar AS.
"Mungkin juga lama-lama inflasi kita terpengaruh (nilai tukar) melalui imported inflation. Tapi sejauh ini belum, artinya core inflation kita naik sedikit, tetapi masih di bawah 3,5%," kata Darmin di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (31/8/2018).
Inflasi karena nilai tukar mata uang dapat terjadi karena harga barang yang diimpor Indonesia naik, sejalan dengan menguatnya dollar AS terhadap rupiah. Kondisi itu disebut sebagai imported inflation.
Darmin pun menyampaikan sebenarnya, jika diakumulasikan hingga Agustus, sudah terasa kenaikan angka inflasi walau belum signifikan.
"Sekarang ini ada kenaikan kalau dilihat dan diakumulasikan, sampai misalnya di Agustus, tapi belum besar kenaikannya. Kapan mulai kelihatan dampaknya? tidak tahu, susah menebaknya," paparnya.
Darmin menyadari Indonesia sulit mengantisipasi imported inflation akibat penguatan dollar AS. Pasalnya Indonesia masih impor.
"Kalau dari sisi imported inflation itu susah, kenapa? ya selama kita impor, ya terpengaruh terus saja dari barangnya itu, walaupun kita ada upaya juga untuk kendalikan impor, tapi tetap saja perlu barang itu," tambahnya.
TAG#Kementerian Keuangan, #Rupiah, #Dollar AS, #Nilai Tukar, #Impor
188648666
KOMENTAR