Defisit APBN-P 2017 Hanya 2,42%, Lebih Rendah dari Perkiraan Awal

Inakoran

Tuesday, 09-01-2018 | 23:33 pm

MDN
Menteri Keuangan Sri Mulyani [ist]

Jakarta, Inako



Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sempat memperkirakan Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 bertengger  pada angka  2,57%. Tetapi setelah dihitung ulang, defisit hanya mencapai 2,42% terhadap produk domestik bruto (PDB). Jadi lebih rendah dari asumsi awal.

Data yang diliris oleh Kemenkeu menunjukkan bahwa penurunan defisit itu terjadi karena ada tambahan penerimaan negara sebesar Rp 4,2 triliun hingga 8 Januari 2018. Kemudian pada saat yang bersamaan belanja negara turun sekitar Rp 15,6 triliun.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyebutkan tambahan penerimaan negara berasal dari beberapa sektor, antara lain, peningkatan penerimaan pajak nonmigas Rp 3,5 triliun, penerimaan bea dan cukai Rp 0,1 triliun, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 1,7 triliun. Sementara penerimaan hibah berkurang Rp 1,2 triliun.

"Ada tambahan Rp 4,2 triliun dan sudah kami laporkan ke presiden," kata Sri Mulyani,  di Jakarta, Senin (8/1).

Kemudian terkait dengan pengurangan belanja negara, kata Menkeu, karena menurunnya belanja pemerintah pusat. Ia menyebutkan total belanja negara mencapai Rp 1.986 triliun atau 93,1% dari target APBN-P 2017. Tetapi jumlah tersebut naik sebesar 6,53% dibandingkan dengan belanja  negara 2016.

Dengan mengacu pada angka tersebut, Sri Mulyani optimis bahwa  pencapaian APBN-P 2017 akan berlanjut tahun 2018 ini. Karena itu, pemerintah berkomitmen meningkatkan penyerapan dan pola belanja secara efektif, terutama untuk belanja modal dan bantuan sosial. "Agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan," tegas Menkeu.

 

 

KOMENTAR