Donald Trump Hentikan Danai WHO Karena Gagal Beri Informasi Soal Pandemi Covid-19

Sifi Masdi

Monday, 20-04-2020 | 13:44 pm

MDN
Para pemimpin negara yang tergabung dalam kelompok G-7 [ist]

Washington, Inako

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghentikan untuk memberikan bantuan dana kepada organisasi kesehatan dunia (WHO) karena gagal memberikan informasi yang akurat soal pandemi Covid-19 atau virus corona.

BACA JUGA: Trump Puji Korsel Sebagai Negara Terbaik Tangani Covid-19

Menurut Trump, kesalahan fatal yang dilakukan oleh WHO karena tidak melarang perjalanan dari dan ke China. Kalau saja WHO langsung melarang semua negara melakukan perjalanan ke China begitupun sebaliknya saat virus corona menyerang Wuhan, maka mungkin kondisinya tidak akan terjadi seperti sekarang. Trump menuding WHO telah melakukan tindakan yang berbahaya.

"Untungnya, saya tidak yakin dan menunda perjalanan dari China menyelamatkan banyak nyawa," kata Trump dalam konferensi pers Gedung Putih pada Selasa (14/4/2020) lalu.

BACA JUGA: Hadapi Virus Corona, Paus Fransiskus Minta Umat Kristen Sedunia Daraskan Doa Bapa Kami

Ketidakpercayaan Trump soal China yang tidak transparan terkait bahaya pandemic Covid-19  mendapat banyak dukungan dari negara-negara maju yang yang tergabung dalam Kelompok G-7. Negara G-7 terdiri atas Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Inggris, dan Amerika Serikat.

Beberapa negara dalam kelompok tersebut juga tidak percaya dengan data dan informasi yang diberikan oleh China Daratan.

BACA JUGA: Tragis, 150.000 Orang Telah Tewas Akibat Virus Corona di Seluruh Dunia

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, mengatakan bahwa tidak mungkin ada "bisnis seperti biasa" dengan China. "Kita harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang bagaimana itu muncul dan bagaimana virus tidak bisa dihentikan sebelumnya," kata Raab, dikutip dari AFP.

Hal senada juga diungkapkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia memperingatkan untuk tidak "naif" hanya karena percaya China telah menangani wabah dengan baik. "Jelas ada hal-hal yang terjadi yang tidak kita ketahui," katanya dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.

BACA JUGA: Uni Afrika Tak Terima Ucapan Trump yang Sebut WHO Gagal Beri Rekomendasi Soal Virus Corona

Sementara Menteri Luar Negeri AS  Mike Pompeo mengatakan bahwa China seharusnya lebih transparan mengenai laboratorium uji coba milik mereka. 

"Kami sedang melakukan penyelidikan penuh atas segala hal yang dapat kami pelajari tentang bagaimana virus ini dapat menyebar, menyebar ke dunia dan sekarang telah menciptakan begitu banyak tragedi, begitu banyak kematian," kata Pompeo kepada Fox News.

BACA JUGA: AS Catat Rekor Tertinggi, Sehari Angka Kematian Akibat Virus Corona Capai 4.491 Jiwa

Seperti diketahui virus corona pertama kali muncul Desember 2019 di Wuhan, China. Virus  ini disinyalir ditransmisikan ke manusia lewat pasar daging yang membantai hewan-hewan eksotis, termasuk kelelawar.

The Washington Post dan Fox News melaporkan adanya kecurigaan besar jika virus itu bukan berasal dari pasar hewan eksotis, melainkan dari laboratorium sensitif di Wuhan yang mempelajari kelelawar, hewan yang pernah menyebabkan wabah SARS pada 2003 silam.


 

KOMENTAR