Ganjar-Mahfud Canangkan Garda Samudra Sebagai Poros Maritim Dunia

Sifi Masdi

Wednesday, 10-01-2024 | 13:32 pm

MDN
Wakil Ketua TPN  Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa [ist]

 

 

 

 

Jakarta, Inako

 

Ganjar Pranowo, calon presiden dengan nomor urut tiga, menggulirkan strategi revolusioner yang disebut "Garda Samudra" untuk mewujudkan impian Indonesia sebagai poros maritim dunia. Konsep Garda Samudra ini didukung oleh alutsista siap tempur, bertujuan untuk menempatkan Indonesia sebagai stabilisator yang memiliki peran lebih signifikan di Kawasan.

 

"Kita memerlukan Garda Samudra sebagai strategi baru dari poros maritim dunia. Seratus persen pesawat kita harus siap tempur, alutsista kita harus siap tempur, dan tidak ada toleransi untuk kecelakaan pada alutsista kita," tegas Ganjar.

 

BACA JUGA: Ganjar Ungkap Hetero Space Adalah Ruang Berproses untuk Anak Muda dan Pelaku UMKM

 

Menyoroti panggilan Ganjar, Andi Widjajanto, Deputi Politik 5.0 dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, menjelaskan bahwa Garda Samudra akan dipimpin oleh Bakamla sebagai penjaga perbatasan (coast guard). Sejauh ini, kewenangan penegakan hukum di laut terluar tersebar di berbagai kementerian dan Lembaga.

 

"Ini dilakukan agar pengamanan laut lebih terarah. Kami akan terus mengawal kepentingan nasional kita di laut karena kita adalah negara maritim," ujar Andi.

 

Sementara itu, Rizal Sukma, Senior Fellow CSIS, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis yang membuatnya rentan terhadap ancaman dan tekanan eksternal. Garda Samudra mengartikan bahwa Indonesia mampu menjaga posisi strategisnya dari peningkatan ketegangan antara negara-negara besar melalui peningkatan kapasitas pertahanan wilayah.

 

"Kepentingan strategis yang harus dicapai adalah memastikan ALKI dan laut Indonesia secara umum tidak dimanfaatkan untuk kepentingan negara hegemon. Menjadi Garda Samudra juga akan menjadikan Indonesia lebih leluasa memainkan peran sebagai stabilisator yang menawarkan solusi konkret atas berbagai permasalahan kawasan," tegas Andi.

 

BACA JUGA: Warga Banyumas Keluhkan Anak Tidak Bisa Sekolah Karena Ekonomi, Ganjar: Kita Butuh KTP Sakti

 

Ganjar juga menegaskan bahwa salah satu langkah mendukung strategi tersebut adalah dengan meningkatkan anggaran pertahanan negara hingga 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

 

Modernisasi Alutsista

 

Andhika Perkasa, Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, mengungkapkan bahwa peningkatan anggaran pertahanan di atas 2% tidak hanya berkaitan dengan pembelian senjata untuk meningkatkan kapabilitas pertahanan, yang sering disebut sebagai modernisasi alutsista. Dia menjelaskan bahwa seringkali orang lupa bahwa anggaran pertahanan juga digunakan untuk belanja pegawai dan pemenuhan kesejahteraan prajurit.

 

BACA JUGA: Ternyata Ini Alasan PDI Perjuangan Gak Ngundang Presiden Jokowi ke Acara Ulang Tahun Partai

 

"Terdapat beberapa tipe persentase anggaran pertahanan sebuah negara terhadap PDB, yaitu reduction dengan perkiraan anggaran >1% dari PDB, maintenance yang mencapai anggaran 1-1,2% dari PDB, modernisation sekitar 1,2-2% dari PDB, arms build-up 2-2,5% dari PDB, dan arms race >3% dari PDB," tegas Andika.

 

"Kami ingin Indonesia berada di tahap modernisasi, dengan anggaran pertahanannya mencapai 1,2-2% dari PDB. Saat ini, Indonesia masih berada di tahap reduction, dengan anggaran pertahanan kurang dari 1% dari PDB," tambah Andika.


 

KOMENTAR