Ganjar Pranono Nyatakan Komitmen Selesaikan Masalah Papua Dengan “Dialog”

Sifi Masdi

Wednesday, 24-01-2024 | 14:01 pm

MDN
Capres Ganjar Pranowo  saat berkampanye di  Jawa Tengah [ist]

 

 

 

 

Jakarta, Inako

 

Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, memaparkan komitmennya untuk menyelesaikan konflik di Papua dengan mengedepankan pendekatan kultural dan dialog. Ganjar menegaskan bahwa melibatkan tokoh adat, agama, dan masyarakat setempat akan menjadi landasan utama dalam upaya penyelesaian masalah kompleks ini.

 

Menurut Ganjar, konflik yang muncul di Papua seringkali dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketidaklibatan masyarakat setempat dalam proses pengambilan keputusan terutama terkait pembangunan.

 

BACA JUGA: Capres Mahfud MD: Bansos  Bukan Sedekah Tapi Kewajiban Negara

 

"Banyak konflik yang terjadi karena pada saat proses pengambilan keputusannya mereka tidak dilibatkan, atau dilibatkan tapi kurang representatif. Maka intensitas pelibatan kelompok dalam suku, agama, golongan, ras yang berbeda memang butuh waktu,” kata Ganjar di Kendal, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024).

 

 

 

 

Ganjar, yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, melanjutkan dengan menyebutkan bahwa untuk memitigasi keputusan negatif, diperlukan dialog dengan masyarakat. Ia menekankan pentingnya tradisi rembugan sebagai salah satu bentuk musyawarah dalam masyarakat.

 

BACA JUGA: Mahfud MD: Saya Tidak Pernah Menjadi Petugas Siapa pun

 

Lebih lanjut, Ganjar menyatakan bahwa pendekatan dialog yang diusungnya juga dapat diterapkan untuk menyelesaikan konflik di Papua. “Termasuk kita adopsi ke beberapa persoalan seperti kemarin orang bertanya bagaimana menyelesaikan persoalan di Papua dengan kekerasan, dengan senjata, atau diplomasi dan dialog. Saya pilih yang dialog,” tegas Ganjar.

 

Dengan demikian, komitmen Ganjar Pranowo untuk menyelesaikan masalah di Papua melalui pendekatan dialog menunjukkan upaya konkret dan keseriusan dalam mencari solusi yang inklusif dan berkelanjutan. Pendekatan ini diharapkan dapat membuka ruang untuk pemulihan hubungan antar-etnis dan menciptakan kondisi damai di tanah Papua.



 

KOMENTAR