Ganjar Pranowo: Lobi RUU Perampasan Aset Tidak Sesulit yang Dibayangkan

Timoteus Duang

Tuesday, 09-01-2024 | 13:01 pm

MDN
Capres nomor 3 Ganjar Pranowo berdialog dengan tokoh-tokoh muda dalam acara Demokr(e)asi di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Senin (8/1/2024). FOTO: Inakoran/Adik Saputra

 

JAKARTA, INAKORAN.COM

Capres nomor 3 Ganjar Pranowo menyebut lobi-lobi politik untuk meloloskan Undang-Undang Perampasan Aset tidak sesulit yang dibayangkan.

 

Optimisme ini disampaikan Ganjar dalam acara Demokr(e)asi di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Senin (8/1/2024) malam.

“Kalau itu sudah masuk, itu menjadi sebuah prioritas, berikutnya ada yang disebutkan bagaimana cara melobi, tidak sulit,” ujar Ganjar.

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjadikan UU itu sebagai prioritas.

Baca juga: Ganjar Siap Hidupkan Kembali Bekraf Jika Terpilih Jadi Presiden

Ganjar optimis, jika dirinya terpilih sebagai presiden, RUU Perampasan Aset akan ditempatkan pada urutan pertama RUU yang diprioritaskan.

“Kalau ini sudah jadi agenda, dan sudah masuk, kita taruh saja itu pertama, maka saya mau keputusan saya, ini. Tidak sesulit yang dibayangkan,” tegas mantan Gubernur Jawa Tengah itu.

Optimisme Ganjar ini didukung oleh pengalaman dua periode menjadi anggota DPR RI.

Baca juga: Ganjar Unggul di Debat Ketiga: Pengamat Beri Nilai 8,5

“Kebetulan saya pernah di badan legislasi. Jadi mengikuti persis bagaimana cara meloloskan dan bagaimana cara melakukan percepatan.”

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mendorong pengesahan RUU Perampasan Aset ini adalah dengan memperkuat partisipasi rakyat sipil dalam memberi tekanan pada para pembuat Undang-Undang.

“Lalu bagaimana cara kitu bicara? Civil societynya ada dan mereka sebenarnya bisa menjadi kelompok penekan,” ujar Ganjar.  

Baca juga: Gen Z dan Milenial Kagumi Program Satu Keluarga Kurang Mampu Satu Sarjana Ganjar-Mahfud

Ganjar mengakui, untuk meloloskan suatu UU memang diperlukan lobi-lobi politik.

Proses melobi itu akan mudah jika UU yang diperjuangkan berada di posisi teratas dalam skala prioritas.

“Pada saat itulah kemudian kita akan berbicara. Ada lobinya? Ada. Dan dalam politik selalu ada seperti itu. Itu biasa saja,” pungkas politisi PDI Perjuangan itu.

 

KOMENTAR